REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pertahanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan, era digital mengubah lanskap peperangan. Ia mengatakan dunia siber dan ruang angkasa menjadi bagian yang strategis dari sebuah negara selain teritori darat, laut, dan udara. Karena itu, ia menilai, arus dan keamanan data menjadi salah satu bagian penting dari militer modern."Kecerdasan buatan, autonomous system, sensor dimana-mana, teknologi manufaktuf aditif, dan quantum science menjadi pendorong untuk suksesnya transformasi digital di militer," ujar Trenggono dalam keterangan persnya, Ahad (9/2).
Ia mengatakan, beberapa hal yang diperlukan agar transformasi digital militer sukses. Salah satunya, yakni adanya kepastian order dari Kementrian Pertahanan dan kementrian/lembaga yang lain untuk memandirikan industri pertahanan nasional ke tingkat global.
"Manufaktur industri pertahanan yang sukses di era digital itu harus kuat dalam pengembangan perangkat lunak, menguasai teknologi informasi, serta harus kolaborasi dengan pemain lainnya agar mampu membuat persenjataan yang sesuai dengan kebutuhan era masa depan," terangnya.
Trenggono menuturkan, saat ini memang sedang terjadi revolusi di pengelolaan pertahanan secara global, di mana teknologi mulai dominan mengambil alih konsep militer lama. Melihat itu, ia menyebut perubahan cara berpikir dalam strategi pertahanan perperangan di masa depan amat dibutuhkan.
Ia mengatakan hal tersebut setelah menghadiri pembukaan DefExpo 2020 di Lucknow, India, beberapa waktu lalu. Sekitar seribu perusahaan, 165 perusahaan di antaranya dari luar India mengikuti pameran yang dihadiri 35 menteri pertahanan dari berbagai negara atau pejabat setingkatnya itu. Tema yang diusung DefExpo 2020 adalah "Digital Transformation of Defence".
Komentar
Posting Komentar