Langsung ke konten utama

Pemprov Banten Genjot Produk UKM Masuk Pasar Ekspor

Pemprov Banten genjot produk UKM masuk pasar ekspor. Foto perajin sepatu berbahan kulit sintetis di Kampung Jombang Mesjid, Cilegon, Banten, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Pemerintah Provinsi Banten sedang menggenjot produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di wilayahnya untuk memasuki pasar internasional pada 2020 ini. Diketahui baru ada enam produk yang sudah menjadi komoditi ekspor unggulan banten, yakni sepatu/alas kaki, tas/topi, topi bambu, emping, tas kulit ular dan jahe.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten, Tabrani mengatakan komoditas ekspor yang merupakan hasil dari produk usaha kecil menengah sebenarnya bisa melebihi angka di atas. Untuk itu, pihaknya sedang mendata para pelaku UKM, sekaligus memberikan pelatihan penjualan melalui dsring untuk memperluas cakupan dagang.

"Kalau data yang ada pada kami itu baru enam jenis usaha kecil yang bisa ekspor, makanya dengan kita konsentrasi dan undang pelaku usaha kecil bertutut-turut mudah-mudahan akan ketemu lagi produk yang sudah ekspor," jelas Tabrani usai membuka agenda pelatihan pemberdayaan usaha kecil di era industri di Gedung Negara Provinsi Banten, Kota Serang, Selasa (11/2).

Enam komoditas ekspor dari UKM, kata Tabrani, sebenarnya sudah cukup baik dan dibutuhkan oleh konsumen mancanegara seperti Perancis, Korea, Belanda, Jepang, Australia hingga negara-negara di Afrika. Sementara tahun ini, menurutnya gula aren atau gula semut sedang menjadi primadona yang bisa menjadi komoditas ekspor unggulan Banten."Ada juga produk unggulan yang potensial untuk dieskpor sekarang ini, seperti minuman jahe di Cilegon, gula aren/gula semut di Lebak dan Pandeglang, kerajinan eceng gondong di Kota Tangerng dan keripik pisang yang bisa diekspor sampai ke cina," jelasnya.

Tabrani menyayangkan beberapa pelaku usaha yang masih menggunakan metode penjualan konvensional tanpa memasarkannya melalui platform jual beli di internet. Hal ini disebutnya membuat penjualan produk yang seharusnya bisa unggul menjadi terbatas area penjualannya.

Menurutnya, Pemprov Banten hingga kini telah memfasilitasi 800 UMKM untuk melakukan kegiatan pemasaran nyabmelalui daring.  Sementara daat ini sudah ada 572 UKM sudah mampu mengakses pemasaran daring di empat platform penjualan daring seperti pesona (Pesanan Oleh-oleh Nusantara) JNE Express, bukalapak, blibli, serta blanja.com.

"Bantuan Pemprov kepada pelaku UKM juga turut memfaisilitasi dan mempermudah Izin koperasi baru dan penerbitan akta notarisnya. Juga membantu memfasilitasi sertivikasi halal bagi produk-produk UKM, sertivikasinya itu kan bayar, nah kita yang bayarin," tuturnya.

Sementara pelaku UKM yang memproduksi gula aren dan gula semut, Adin (35 tahun) mengatakan, penjualan melalui platform daring sudah dilakukan sejak lama. Hanya saja, ia meminta Pemprov Banten untuk membantu dalam pengadan alat pengemasan gula aren yang menarik.

"Sekarang permintaan untuk gulanaren sudah sangat tinggi, kafe-kafe banyak meminta gula aren ini. Kalau kita mengandalkan cara pengemasan manual maka sulit untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kita juga ingin dibantu untuk budidaya tanaman arennya supaya stok itu aman, permintaan yang masuk ke kita itu seminggu bisa tujuh ton, sebulan bisa 28 sampai 30 ton dan kita baru bisa penuhi sekitar 60 sampai 70 persennya saja," jelasnya.

Permintaan gula aren untuk mancanegara disebutnya sudah cukup banyak, negara seperti Arab Saudi, Brunei hingga Malaysia. "Permintaan untuk mancanegara sudah banyak sebenarnya, cuman untuk memenuhi kebutuhan lokal saja kita masih belum bisa sepenuhnya. Permintaan seperti di hotel-hotel saja kan sekarang kebanyakan inhinnya gula aren," tuturnya.

Adapun anggota komisi II DPRD Provinsi Banten Desi Yusandi mengatakan akan mendukung penuh program pemprov yang ingin menggalakan produk UKM menjadinkomoditas ekspor. Terkait anggaran program, Ia mengaku akan mendukung kebutuhan dana program dinas yang memang diperlukan.

"Kita melakukan pelatihan ini, tetunya agar UKM bisa lebih baik lagi kedepannya. Selaku anggota komisi II tentu akan mendukung penuh agar anggaran program yang mungkin dirasa belum mencukupi, insya allah kedepannya bisa kita tambah. Semua agar kedepannya kebutuhan masyarakat bisa diakomodir," jelasnya.

Terkait besaran dana yang akan didorong DPRD, Desi menuturkan bahwa hal itu tergantung dengan pengajuan anggaran dinas yang bersangkutan. "Anggaran itu sesuai dengan permintaan dinas, karena dinas yang mengajukan program. Kita hanya mendukung saat dibawa di rapat koordinasi," tuturnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata...

Stafsus Presiden Andi Taufan Apresiasi Pengembangan UMKM di Banyuwangi

Banyuwangi (beritajatim.com) –  Staf Khusus Presiden Indonesia, Andi Taufan Garuda Putra bertemu dengan sejumlah pelaku UMKM di Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. Andi Taufan berdialog langsung dengan para pelaku usaha untuk menyerap langsung berbagai usulan dan permasalahan yang dialami. “Saya berdiskusi dengan pak presiden setiap dua minggu atau sebulan sekali  tentang bagaimana UMKM bisa naik kelas. Apa yang saya dapat dari dialog ini, menjadi bahan kami untuk menyampaikan gagasan-gagasan inovatif pengembangan UMKM,” ungkap Andi, Kamis (30/1/2020). Dari hasil dialog tersebut, lanjut Andi, tantangan UMKM berkisar pada tiga hal. “Secara holistik untuk meningkatkan UMKM itu, yang pertama masalah produk, bagaimana menambah value dengan desain kemasan dan lain sebagainya. Selanjutnya adalah kompetensi. Terutama dalam kompetensi dalam menajemen keuangan. Dan yang terakhir, adalah akses pasar,” jelasnya. Dari tiga hal tersebut, Andi menilai Banyuwangi jauh le...