Langsung ke konten utama

Bangun UMKM Lewat Label Halal

Bisnis UMKM kini perlu mendapat dukungan sertifikasi halal. Tampak suasana salah satu swalayan yang berkonsep halal
REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Tahun 2020  menjadi kesempatan untuk melanjutkan sosialisasi pemahaman bisnis halal kepada masyarakat.  Hal itu sejalan dengan munculnya bisnis makanan berlabel halal food, halal cosmetik, dan halal mart yang kian menjadi tren di Tanah Air. Apalagi dengan mayoritas penduduk muslim, peluang usaha produk halal semakin besar. Berkembangnya usaha berlabel halal saat ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM). Label halal diyakini mampu menjadi daya tarik bagi konsumen khususnya umat muslim.
Namun, tidak semua produk UMKM mampu mengantongi sertifikat halal karena harus melalui uji laboratorium yang tidak mudah dan terjangkau. "Mereka membutuhkan bantuan pembinaan termasuk pemeriksaan laboratorium atas produk yang dihasilkan," kata Immanudin Nur, CEO PT Multi Usaha Syariah, Ahad (2/1). 
Karena itu pihaknya berambisi mengembangkan bisnis ritel halal yang mengutamakan peran UMKM dalam bentuk Multi Usaha Syariah (MUS) Halal Convenience Store di kawasan meruyung Depok, Jawa Barat. Toserba ini menyediakan area khusus bagi para mitra UMKM untuk memasarkan produknya.
Selain itu, toko atau warung sekitar juga dapat memanfaatkan MUS Halal Convenience Store untuk mendapatkan beragam paket grosir produk halal berkualitas.  “Kami berharap dapat menjadi bagian dari pergerakan ekonomi kerakyatan dan tumbuh bersama masyarakat,” kata pimpinan MIS Group Tedy Agustiansjah disela pembukaan  MUS Halal Convenience Store. 
Pihaknya juga siap  menggandeng UMKM yang membutuhkan modal ataupun pemasaran. Pihaknya memiliki  empat unit usahanya yang mencakup produk, laboratorium, toko, dan kuliner. Semua produk yang dijual di MUS Halal Market telah memenuhi uji lab BPOM untuk mendapatkan izin edar dengan kode ML dan mengikuti verifikasi halal standar MUI.
Pihaknya berambisi mengembangkan bisnis ritel halal yang mengutamakan peran UKM. Bisnis ritel MUS Halal Convenience Store ini dikembangkan di 20 kota di Indonesia.  Bisnis ini mengusung konsep syariah secara murni dengan pola bagi hasil bersama mitra usaha.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka