Langsung ke konten utama

HEPA Cabin Air Filter, Teknologi di Pesawat Batik Air yang Jemput WNI di Wuhan



Batam, BISKOM – Pesawat Airbus A330-300 milik maskapai Batik Air yang membawa 245 WNI dari Wuhan, Cina mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam pada Minggu, 2 Februari 2020. Selanjutnya 245 WNI tersebut akan dibawa ke Natuna untuk di karantina dan menjalani observasi selama 14 hari.
Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, alasan pemerintah memilih Batik Air, karena pemerintah China sejauh ini hanya mau menerima maskapai yang operatornya sudah memiliki izin penerbangan regular dari dan ke Wuhan, China. “Bahwa penerbangan ke Wuhan merupakan misi kemanusiaan dan PT Lion Air ditunjuk pemerintah karena pemerintah RRT (China) mensyaratkan bahwa pelaksana misi kemanusiaan haruslah operator yang memiliki izin penerbangan reguler dari dan ke Wuhan (Garuda tidak memiliki izin),” ujarnya.
Pesawat yang membawa 245 WNI ini dilengkapi dengan teknologi HEPA Cabin Air Filter. HEPA merupakan singkatan dari High-Efficiency Particle Filters (penyaringan partikel yang kuat). Sistem kerja HEPA adalah menyaring serta membuat sirkulasi ulang dari kabin dan menyampurkannya dengan udara bersih dilansir aerospace.

Sebagian udara yang berasal dari dalam dibuang ke luar kabin. Sementara itu, sisanya dipompa melalui filter udara HEPA dan diklaim 99 persen bakteriologis di dalamnya menghilang. Dikuti dari tripsavvy, perputaran sirkulasi udara dalam pesawat yang dilengkapi HEPA Cabin Air Filter berlangsung cepat. Sistem penyaringan HEPA dapat mengubah udara sepenuhnya sekitar 15 hingga 30 kali per jam atau satu hingga dua kali per menit.
Setelah tiba di Batam, pesawat Batik Air tersebut menjalani fase pengerjaan yang meliputi pembersihan, sterilisasi, penyemprotan, penggantian saringan udara kabin dan perawatan berkala. (red)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka