Langsung ke konten utama

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com, William Sunito.

Liputan6.com, Jakarta Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut.
Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com
Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957.
"Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan Tim Liputan6.com di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2).
Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerapkan ilmunya di Toko Wahab. Selama puluhan tahun Toko Wahab menjalankan model bisnis Business to Business (B2B), di mana target pasarnya adalah perusahaan manufaktur dan franchise.
Namun setelah William in charge atau terjun langsung di Toko Wahab, dia menerapkan model bisnis yang berbeda, dari offline menjadi online (O2O). Hingga pada 2016, lahir perusahaan baru dibidang digital, yaitu TokoWahab.com
Berkat adaptasinya di era revolusi industri 4.0 dan lewat TokoWahab.com, ternyata William berhasil masuk dalam deretan pengusaha muda Indonesia yang masuk Forbes 30 Under 30.
Lalu sebagai pengusaha muda, perubahan berarti apa saja yang dilakukan William lewat TokoWahab.com?

1. Manajemen

Diakui William, perpindahan bisnis dari offline ke online memang tidak mudah. Hal pertama yang dilihat William untuk mengembangkan perusahaan keluarganya adalah mengatur kembali manajemen, sesuai tren industri perdagangan saat ini.
"Menurut saya harus diubah dulu manajemen secara mindset baru orang-orangnya yang sesuai dengan capability skill-nya," jelas pria yang berusia 27 tahun itu.
Dalam bisnis, lanjut William, harus jelas dulu model bisnis, target pasar, lalu lanjut ke manajemen inovasi. Semua sudah berjalan, William kemudian membangun website dengan melengkapi informasi untuk memberikan pengetahuan pelanggan mengenai produk dan layanannya yang dikembangkan dari waktu ke waktu.

2. Social Value dan Social Impact

Diakui William bahwa karyawan Toko Wahab adalah orang-orang yang berusia di atas 40 tahun. Dalam menjalankan bisnis toko onlinenya, William justru tak mengurangi karyawan lamanya. Ya, dia menambah karyawan baru yang lebih muda, enerjik, dan paham dalam pengelolaan digital.
"Saya membuat blocking yang sesuai dengan capability mereka dalam bekerja. Di bisnis ini saya bukan hanya mencari uang, tapi harus ada value-nya," jelasnya.
Dalam bisnis ini, William mewajibkan agar perusahaanya harus ada social impact. "Social kami adalah membuat komunitas ini sebagai entrepreneurship, gimana mereka menjadi wirausahawan sukses dan mengembangkan bisnis di Indoneisa. Impact-nya adalah ekonomi Indonesia bisa growing."

3. Bantu UMKM

Ini adalah salah satu alasan William mengembangkan bisnis TokoWahab.com. Diakui William, saat ini pertumbuhan bidang bakeri dan pastri di Indonesia mencapai 12-13 persen. Sementara food and service hanya tujuh persen, sedangkan Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) hanya lima persen.
"Ini artinya market bakeri dan pastri masih kecil tapi growing-nya besar. Oleh karena itu kami support para UMKM ini dengan memberikan pelatihan, seperti baking class. Tugas kami adalah memberi tahu bagaimana caranya men-develop menu baru dan memperbaiki apa yang sudah dibuat," jelasnya.
Selama dua tahun toko online ini berjalan, William mengungkapkan bahwa para pelaku usaha atau UMKM sangat antusias menyambut setiap perubahan yang diberikan TokoWahab.com.

Target Setelah Masuk Daftar Forbes 30 Under 30

Masuk dalam deretan orang muda sukses yang menginspirasi tentu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Namun setelah namanya masuk dalam majalah bisnis dan finansial bergengsi dari Amerika Serikat, William tak lantas berhenti disitu saja.
William menegaskan, setidaknya ada dua target yang harus dicapai. Pertama pada bisnis, William berharap agar TokoWahab.com berkembang dan mengalami pertumbuhan yang lebih besar lagi.
"Jadi berkembang bukan hanya dibisnisnya saja, tapi juga dari karyawan. Maka dari itu, kami di sini ada kelas internal seperti entrepreneurship."
Itu adalah cara William menerapkan sustainabillity bisnis. Performa perusahaan meningkat seiring pengontrolan sumber daya yang efektif.
"Maka dari itu jika dulu banyak menggunakan penggunaan kertas, kini beralih ke digital," kata William yang rencananya akan mengikuti Program The Alibaba Netpreneur Training.
Untuk diketahui, The Alibaba Netpreneur Training digelar selama 10 hari (30 Agustus-9 September 2020) di kantor Alibaba di Hangzhou, China. Program itu pun menjadi peluang bagi pengusaha dan pemimpin bisnis Indonesia, untuk belajar dan mengeksplorasi teknologi digital.
Kedua target personal yang harus tetap berjalan. "Harus ada social value karena saya ingin masuk ke organisasi. Saya mau mengedukasi masyarakat di Indonesia (tentang bisnis) dan menjadi seseorang yang inspiratif untuk mencapai goal buat mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...