Langsung ke konten utama

BPD Bali Tingkatkan Transformasi Teknologi Digital



Denpasar (bisnisbali.com) –Persaingan perbankan tahun ini diprediksi kian ketat. Untuk itu Bank BPD Bali memastikan tahun ini akan terus meningkatkan inovasi berkaitan dengan transformasi teknologi digital.
“Ini dalam upaya meningkatkan daya saing bank seingga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Bali, khususnya meningkatkan sektor mikro dan UMKM, termasuk inklusi keuangan,” kata Direktur Operasional Bank BPD Bali, IB. Gede Setia Yasa di Renon, Senin (10/2).
Ia mengatakan pengembangan teknologi digital sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB) 2020 yang telah dilaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seiring peningkatan Bank BPD Bali menjadi agent of regional development. Untuk mencapai hal tersebut, bank lokal Bali ini melakukan kerja sama dengan pemda sebagai partner strategy bank kepada masyarakat.
“Kami melakukan kolaborasi dengan pemda, LKM, LPD, koperasi berharap startegi bisnis di UMKM melalui KUR bisa terintegarsi dengan layanan digital banking yang dimiliki BPD Bali,” ujarnya.
IB. Setia Yasa mengungkapkan, pengembangan teknologi sebenarnya bukan tahun ini saja dilakukan. Pada 2019, BPD Bali bahkan sudah melakukan inovasi melalui e-link LPD. Oleh karenanya pada 2020, e-link LPD akan terus ditingkatkan sehiingga secara jumlah LPD yang terdaftar akan makin bertambah. komprehensifnya tidak hanya terbatas transfer maupun payment, namun ke depan e-link LPD menjadi solusi atau salah satu tulang punggung integrasi layanan LPD seluruh Bali.
“E-link ke depannya tidak hanya ke pada LPD saja namun juga ke lembaga keuangan mikro seperti koperasi maupun BPR,” terangnya.
Ia pun menyebutkan bank milik krama Bali ini juga sebagai apex BPR. Kerja sama apex BPR dalam bentuk pooling of fund, financial assistance serta technical assistance. Dua sudah jalan pooling of fund dan financial assintance dengan BPR. Pada 2020, imbuhnya, technical assistance akan digarap dengan mengintegrasikan melalui e-link sehingga BPR mendapatkan layanan sesuai apa yang dimiliki BPD Bali.
“Bank BPD Bali bersinergi dengan BPR di daerah ini dalam bentuk kerja sama Apex BPR. Melalui kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan pemberdayaan UMKM,” jelasnya.
Strategi lainnya dalam upaya meningkatan pertumbuhan ekonomi di PUlau Dewata, bank mengembangkan ekonsistem layanan berbasis teknologi. Diakuinya, layanan perbankan jika tidak berbasis teknologi susah untuk mencapai peningkatan CASA (tabungan dan giro). Tabungan terintegrasi yang dikembangkan yaitu basic saving account (BSA).
“BSA akan kami garap kembali seiring dengan launching pasar tradisional berbasis transaksi nontunai. Target dengan Bank Indonesia yaitu setiap pasar di seluruh kabupaten ada e-retribusi berbasis Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS),” ucapnya.
BPD Bali pun akan mencoba mengkolaborasikan setiap bulan, ada satu pasar yang akan terintegrasi e-retribusi pasar dengan pembayaran nontunai berbasis QRIS yaitu seluruh aplikasi pembayaran QR code wajib gunakan standar QRIS mengingat BPD Bali menjadi pilot project untuk transaksi nontunai nasional.
Tidak hanya itu, IB. Setia Yasa menambahkan pengembangan teknologi informasi (IT) ke depannya, bank juga mengarah ke kalangan milenial. Generasi Z ini berhak mendapatkan, menikmati dan merasalan layanan elektronifikasi, sehingga digital banking akan mengalami modernisasi, fitur dikembangkan agar lebih menarik kalangan milenial. *dik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka