Langsung ke konten utama

'Tarekat Transformasi Digital' Nahdliyin di Jerman

'Tarekat Transformasi Digital' Nahdliyin di Jerman

Jakarta, NU Online Terma ‘Tarekat Transformasi Digital' muncul dari KH Dian Nafi' tentang hasil pertemuan Majma Buhuts di Kajen beberapa waktu lalu. Hal itu penting dalam rangka meningkatkan peran serta NU dalam ruang lingkup nasional maupun peningkatan reputasi NU di dunia internasional.   Pada tataran praktis, misalnya, hal ini menuntut para kiai dan nyai untuk mendokumentasikan ceramah atau pengajiannya dalam berbagai konten media sosial agar masyarakat dari segala lapisan dapat segera mengaksesnya.   "Namun ini, menurut saya, baru merupakan sebagian kerja," kata Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman Rodlin Billah kepada, Kamis (13/2).   Sebab, katakanlah, pengakses konten-konten tersebut berasal dari Indonesia yang mayoritas berbahasa Indonesia, maka secara nasional tujuan ini dapat dicapai. Namun, lanjutnya, lain halnya secara internasional yang mayoritas pengaksesnya justru tak bisa berbahasa Indonesia.   "Bicara ‘NU menjadi model Islam Wasathiyah di Jerman/Eropa/Barat' ya mau ndak mau sudah mesti berbahasa Inggris," katanya.   Selain itu juga ceramah dan karya-karya para mushonnif terdahulu juga perlu didigitalisasikan dengan tujuan yang sama. "Ini tinjauan secara praktis," ujar pria yang akrab disapa Gus Oding itu.   Lebih dari itu, 'tarekat transformasi digital' tidak saja diamalkan pada bagaimana menghasilkan konten, tetapi juga pada pembuatan perangkat yang menunjang hal tersebut. Pembuatan transmitter berkecepatan tinggi untuk komunikasi serat optik, misalnya.   "Komunikasi serat optik adalah infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung revolusi industri 4.0," ujar Gus Oding yang juga tengah meneliti teknik integrasi untuk pembuatan transmitter tersebut.   Aplikasi keseharian seperti gim daring (online game), siaran langsung (live streaming), ponsel, smart-TV, dan alat-alat lain, menurut asisten peneliti di Karlsruher Institut fuer Technologie itu, sangat membutuhkan moda transportasi data yang sangat cepat.   "Dalam skala yang lebih jauh dari keterlibatan seorang individu, misalnya smart home (yang lampunya bisa nyala sendiri jika malam tiba) untuk satu keluarga, atau smart city untuk beberapa juta orang maka tinggal mengalikan sendiri faktor tersebut dengan skala individu tadi," ungkapnya.   Di samping itu, Nahdliyin di Jerman juga memiliki keahlian lain dalam rangkan mendukung transformasi digital, seperti manajemen industri dan logistik untuk menyokong revolusi industri 4.0, data mining serta pengolahan big data untuk pencegahan penyakit kanker, telekomunikasi serat optik berkecepatan tinggi, serta bidang-bidang canggih lainnya.   Namun, jika dilihat dari tinjauan secara fundamental, Gus Oding menyampaikan bahwa sebenarnya transformasi digital meletakkan aspek terpentingnya pada aspek pengorganisasian, sebelum kemudian membicarakan pemanfaatan teknologi-teknologi, sebelum kemudian membicarakan konektivitas teknologi-teknologi tersebut. Pasalnya, konektivitas merupakan satu dari sekian karakter yang jamak ditemui dalam revolusi industri 4.0.   Dari situ, lanjutnya, beberapa 'produk' awal transformasi digital sesungguhnya membicarakan hal-hal yang biasa dibicarakan dalam sebuah organisasi, yakni (1) Kesadaran individu bertransformasi menjadi kesadaran kolektif, (2) Bertransformasi menjadi visi misi organisasi/badan d imana orang-orang dengan kesadaran kolektif tersebut berkumpul, (3) Bertransformasi menjadi strategi, misal pencarian atau pelibatan SDM yang relevan untuk pemanfaatan teknologi tertentu, timeline, resource management, (4) Bertransformasi menjadi langkah-langkah kongkrit, (5) yang memiliki sustainability, (6) Dan baru membicarakan bagaimana pelaksanaan langkah kongkrit yang sustain tadi dengan dibantu pemanfaatan teknologi baru yang terkoneksi satu sama lain.

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/116655/-tarekat-transformasi-digital--nahdliyin-di-jerman

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengubah blog menjadi mesin uang

You probably know that while visits are nice, leads, well, are so much nicer. Simply put, blogging for the sake of driving more traffic to your website doesn’t cut it any more. You need to find a way to monetize your content. The real value lies in the ability to take this traffic and convert it into real leads, and eventually revenue, for your company. >  Learn how to monetize your content with Roojoom Back in 2014, HubSpot’s research found that marketers who prioritize blogging are  13 x more likely  to enjoy positive ROI. Not surprisingly, the same report found that marketers’ top two business concerns are increasing the number of leads generated, and turning those leads into customers. Once you’ve set your priorities straight, and start blogging at least once a week – if not twice or three times, it’s time to create a clear conversion path from your blog. This will help ensure that any top-of-the-funnel visitors can easily see what the next step is for th...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Tren Penggunaan AI di Indonesia

  Artificial Intelligence kini menjadi topik pembicaraan banyak orang berkat popularitas Generative AI (GAI) seperti   Midjourney   dan   ChatGPT . Namun, sebenarnya, AI sudah digunakan sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Selain itu, AI juga digunakan di berbagai bidang, dengan fungsi yang berbeda-beda pula. Di game, AI biasanya digunakan untuk menampilkan perilaku manusiawi dan responsif pada Non-Player Characters alias NPCs. Tak berhenti sampai di situ, AI kini juga bisa bermain game, layaknya manusia. Di 2017, AlphaGo buatan DeepMind berhasil mengalahkan pemain Go nomor satu di dunia,  Ke Jie . Sementara di 2019, OpenAI Five berhasil mengalahkan para pemain Dota 2 yang pernah menjadi juara dunia. Untuk mengetahui tren penggunaan AI di Indonesia, saya mengobrol dengan  Adhiguna Mahendra , Chief of Business, Product, and AI Strategy, Nodeflux. Awal Penggunaan AI di Indonesia Sebenarnya, AI sudah mulai digunakan di Indonesia sejak era 1980-an, u...