Langsung ke konten utama

Ada Internet, UMKM di Wilayah Terpencil Tak Lagi Kesulitan Pasarkan Produk

BTS Dibangun di Daerah Terpencil

Liputan6.com, Jakarta - Akses internet yang andal tampaknya sudah bukan menjadi kendala yang besar bagi masyarakat di daerah terpencil. Sebab, saat ini telah muncul beragam layanan internet yang mampu menjangkau hingga ke wilayah pelosok, salah satunya Ubiqu Sinyalku.
Direktur Niaga PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) atau perusahaan yang bergerak di sektor bisnis telekomunikasi dan informasi berbasis satelit, Agus Budi Tjahjono menyebutkan, antusiasme masyarakat pelosok untuk mendapatkan akses internet saat ini semakin meluas.
"Data PSN sekitar 1.643 orang sudah menjadi wirausaha di daerah karena adanya internet satelit, salah satunya produk PSN, Ubiqu Sinyalku. Dampak yang dihasilkan ini cukup besar, dan bermanfaat untuk masyarakat di sekitarnya," kata Agus Budi Tjahjono dikutip dari Antara, Rabu (12/2/2020). 
Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hasil dari SE2016-lanjutan, usaha mikro kecil mencapai lebih dari 26 juta usaha atau 98,68 persen dari total usaha nonpertanian di Indonesia dan sebanyak 3,79 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kesemuanya sudah memanfaatkan platform daring dalam memasarkan produknya.
Meski demikian, kata dia, jumlah itu masih 8 persen dari total pelaku UMKM yang ada di Indonesia, yakni 59,2 juta orang.
Oleh karena itu, kata dia, Ubiqu Sinyalku dari PSN akan terus berusaha mendorong penggunaan internet untuk seluruh wilayah pelosok Indonesia.
General Manager Marketing PSN Meidiyanto Andwiputro mengatakan, Ubiqu Sinyalku dirancang untuk memberikan kesempatan kepada wirausaha daerah pelosok dalam membuka usaha akses wifi.
"Masyarakat daerah 3T, khususnya untuk para pelajar, dapat mendapatkan informasi untuk sarana penunjang pendidikan mereka, karena nominal voucher yang terjangkau dan jenis voucher pada Sinyalku dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Dimulai dari nominal harga Rp 3.500 hingga Rp 550.000 dengan masa aktif 1-30 hari," katanya.
Ia berharap, Ubiqu Sinyalku terus dapat membantu pemerintah dalam pemerataan internet di daerah pelosok, serta mendorong UKM untuk Go Online di 2019, karena potensinya cukup besar.

Pasarkan Produk Secara Digital, Pelaku UKM Harus Melek Teknologi

Kementerian Koperasi dan UKM (Usaha Kecil Mikro) meminta agar setiap pelaku UKM untuk bisa menggunakan atau memanfaatkan teknologi terkini sebagai penunjang usaha.
Hal itu bertujuan, agar setiap pelaku UKM di Indonesia dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas, sehingga nantinya mampu bersaing secara global, terlebih Indonesia menghadapi era revolusi 4.0.
BACA JUGA
Dorong UKM Naik Kelas, Kemenkop Gandeng Telkom Siapkan Platform Digital "Saat ini, kita tengah melakukan pembinaan pada setiap pelaku UKM yang ada di Indonesia. Sedikitnya ada 60 ribu pelaku usaha yang kita bina khususnya soal teknologi," kata Asisten Deputi Standarisasi dan Sertifikasi Kementerian Koperasi dan UKM, Siti Darmawasita saat membuka Gebyar UKM Milenial di Tangerang, Rabu (13/11/2019).
Jadi, pemasaran produk bukan hanya terfokus di sekitar tempat tinggal atau daerahnya saja, melainkan bisa mencangkup seluruh Indonesia, bahkan hingga ke mancanegara. Terlebih menurutnya saat ini, Presiden Joko Widodo tengah berusaha mendongkrak bisnis UKM untuk dijadikan corong perekonomian Indonesia terutama dari segi investasi.
"Kita tingkatkan lagi UKM ini, baik itu dengan pembinaan yang melek teknologi ataupun kemudahan aturan yang pemerintah berikan. Seperti saat ini, pada program yang ada di kementerian, kita bantu juga UKM dengan cara memberikan kemudahan modal, serta mengurus sertifikat halal dan ijin edar yang berasal dari BPOM," ujarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...