Langsung ke konten utama

Kemenkop akan Bentuk Badan Usaha Milik Rakyat

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki bertemu pengusaha Tanri Abeng, bahas pembentukan Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Senin, (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) berencana membentuk Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) sebagai bentuk korporatisasi usaha kecil di sektor perkebunan, pertanian, dan komoditi. Nantinya, para pelaku usaha itu diharuskan berkoperasi terlebih dahulu.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, selama ini sudah ada program pemerataan yang telah dilakukan Presiden Joko Widodo melalui reformasi agraria dan perhutanan. Dengan begitu ada upaya konsolidasi menjadi korporatisasi petani dan BUMN pangan, maritim, serta sektor komoditi.

"BUMR ini didalamnya terdiri dari koperasi-koperasi usaha kecil. Rencana ini akan saya koordinasikan dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang RI, sebab dukungan berbagai pihak sangat diperlukan, saya juga mengajak (pengusaha) Tanri Abeng," kata Teten di kantornya usai bertemu pengusaha Tanri Abeng, Senin, (10/1).

Pada kesempatan serupa, Tanri menambahkan, ia bersama Menkop sudah memiliki konsep BUMR. Konsep diperlukan, sebab banyak sektor usaha mikro yang harus diurus.

"Ada sekitar 69 juta UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) ini dikoperasikan dulu. Setelah jadi koperasi di atasnya baru ada BUMR. Maka dia menjadi berskala dan memiliki management sendiri, nggak jauh beda dengan korporasi lain," jelas Tanri.

Setelah UMKM berskala, lanjut dia, produktivitasnya akan meningkat, kualitas dan efesiensinya pun akan lebih terjaga. Dengan begitu bisa bekerja sama dengan usaha besar lainnya, baik swasta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Menurutnya, salah satu sektor usaha yang lebih cepat dilakukan dalam membentuk BUMR yakni sektor perkebunan. Mulai dari pangan sampai ke karet komoditi, yang dinilai mampu bersinergi.

"ini membutuhkan aliansi antara beberapa menteri, Menkop dan UKM, Menteri BUMN dan Menteri Agraria. Terbentuknya BUMR, bakal membuat usaha model rakyat ini lebih produktif. Setelah produktif itulah dia akan menjadi bagian dari sistem ekonomi kita," jelas Tanri.

Dirinya mengatakan, ekonomi nasional Indonesia ini harus tersistem dan bersinergi dari tiga sektor, yaitu pelaku, swasta dan negara. Koperasi yang ada saat ini lanjut Tanri, perlu direstrukturisasi lagi, sehingga mempunyai bentuk yang berskala.

"Butuh waktu, tapi mungkin di sektor BUMN perkebunan salah satu yang bisa segerakan," kata Tanri.Terkait sudah adanya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai bentuk usaha, dia menyarankan sebaiknya dilakukan restrukturisasi, tidak hanya dari sisi komoditi tapi juga manajemennya.

"Toh memang ini bagian dari sistem ekonomi, perlu direstruktur karena BUMDes kebanyakan tak jelas kepemilikannya. Kalau BUMR ini kan korporasi pemiliknya rakyat, karena rakyat tidak bisa sendiri kalau tidak dikelompokkan menjadi korporasi," tutur dia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka