REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Chief Risk and Sustanability PT Amartha Mikro Fintek Aria Widyanto mengatakan pihaknya sudah menyalurkan biaya modal sebanyak Rp 2 triliun selama lima tahun terakhir untuk usaha mikro dan usaha kecil menengah (UMKM). Aria menjelaskan Amartha mulai mulai bertransformasi jadi fintek peer to peer landing sejak 2015 lalu.
"Amartha sudah membiayai lebih kurang Rp 2 triliun. Itu kami salurkan kepada 410 ribu pengusaha UMKM perempuan," kata Aria di Padang, Jumat (7/2).
Aria menyebut fokus penyaluran biaya modal dari Amartha memang untuk kaum perempuan yang punya usaha atau niat usaha kecil-kecilan. Modal yang disalurkan Amartha menurut Aria hanya dalam rentang minimal Rp 3 juta dan maksimal RP 15 juta. Amartha hanya maksimal menyalurkan modal Rp 15 juta karena berada di bawah jumlah penyaluran modal dari bank dan kredit usaha rakyat (KUR).
Amartha hanya fokus kepada pengusaha perempuan karena menilai selama ini segmen pebisnis perempuan belum banyak tergarap oleh pelaku pembiayaan formal seperti bank. Selama ini lapangan dari pembiayaan formal menurut Aria didominasi laki-laki.
"Misal kita bicara slip gaji, yang punya rata-rata kan laki-laki. Perempuan banyak di rumah," ujar Aria.
"Misal kita bicara slip gaji, yang punya rata-rata kan laki-laki. Perempuan banyak di rumah," ujar Aria.
Selain itu Amartha menurut Aria melihat perempuan yang ingin mendirikan usaha atau sudah punya usaha sering tidak memenuhi persyaratan untuk peminjaman modal dari bank. Kemudian Amartha percaya kaum perempuan lebih berhati-hati dalam pengelolaan keuangan.
Aria berharap dengan penyaluran kepada pengusaha kecil kaum perempuan dapat mendorong kemajuan ekonomi masyarakat terutama di pedesaan yang belum terjangkau oleh bank.
Aria menyebut syarat untuk mendapatkan modal usaha dari Amartha cukup mudah. Yakni memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK). Syarat lain ialah pengusaha perempuan ini harus mau berkelompok.
Aria menyebut syarat untuk mendapatkan modal usaha dari Amartha cukup mudah. Yakni memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK). Syarat lain ialah pengusaha perempuan ini harus mau berkelompok.
Aria menjelaskan, untuk mendapatkan suntikan modal dari Amartha tidak harus menyertakan agunan. Untuk antisipasi kredit macet, beban tagihan akan ditanggung oleh kelompok.
"Misal dari 10 orang anggota kelompok, satu orang kredit macet. Jadi dibebankan kepada 9 orang yang lainnya," kata Aria menambahkan.
"Misal dari 10 orang anggota kelompok, satu orang kredit macet. Jadi dibebankan kepada 9 orang yang lainnya," kata Aria menambahkan.
Aria menyebutkan bunga paling rendah diterapkan Amartha dalam permodalan ini paling rendah 15 persen dan paling tinggi 30 persen dalam jangka waktu 1 tahun.
Untuk antisipasi kejadian-kejadian luar biasa seperti contoh bencana yang melanda para nasabah Amartha, pihaknya menurut Aria telah bekerja sama dengan lembaga penjamin kredit.
Aria menyebut hingga saat ini Amartha memiliki 2.300 orang pendamping lapangan atau business partner bagi para nasabah. Para pendamping lapangan inilah menurut Aria yang menjadi ujung tombak Amartha buat menjangkau dan melakukan sosilisasi kepada kalangan perempuan di desa-desa.
Untuk antisipasi kejadian-kejadian luar biasa seperti contoh bencana yang melanda para nasabah Amartha, pihaknya menurut Aria telah bekerja sama dengan lembaga penjamin kredit.
Aria menyebut hingga saat ini Amartha memiliki 2.300 orang pendamping lapangan atau business partner bagi para nasabah. Para pendamping lapangan inilah menurut Aria yang menjadi ujung tombak Amartha buat menjangkau dan melakukan sosilisasi kepada kalangan perempuan di desa-desa.
Komentar
Posting Komentar