Langsung ke konten utama

1.200 Pemuda di Sukabumi Dididik Jadi Wirusaha Baru

Pemuda di Kota Sukabumi dididik menjadi pelaku wirausaha baru dalam program Sukabumi Kelurahan Entrepreneurship Center (Kece), Rabu (5/2)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak 1.200 orang pemuda di Kota Sukabumi pada 2020 akan dididik menjadi pelaku wirausaha baru. Mereka nantinya akan dimasukkan dalam program Sukabumi Kelurahan Entrepreneurship Center (Kece)."Pada 2020 ini merupakan tahun kedua Sukabumi Kece dengan target 1.200 orang yang dididik menjadi pelaku usaha baru,'' ujar Sekjen Sukabumi Kece Iwa Sudarmawan kepada Republika, Rabu (5/2). Jumlah ini meningkat dibanding 2019 lalu, di mana pemuda yang dididik menjadi pelaku usaha baru hanya sebanyak 210 orang.
Menurut Iwa, pada tahun ini banyak pembenahan dari hasil evaluasi pelaksanaa di tahun pertama. Ia menerangkan di tahun 2019 target pemuda yang bertahan mengikuti pelatihan hingga akhir tahun sebanyak 205 orang dan hasilnya bisa melebihi yakni sebanyak 118 orang.
Kini lanjut Iwa, ratusan pemuda itu tengah melakukan pengajuan Kredit Anyelir atau anti nginjeum ke rentenir tanpa bunga sama sekali bagi yang mengajukan permodalan. Fasilitas tanpa bunga dan tanpa biaya administrasi ini digulirkan Pemkot Sukabumi.
Iwa menuturkan, pada tahun ini ada peningkatan kualitas program Sukabumi Kece. Diantaranya dari sisi pengelola tim Sukabumi Kece yang sudah tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSF) sebagai pendamping usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebanyak 12 orang.
Hal ini menunjukkan tim Sukabumi Kece diakui secara kenegaraan. Pembenahan kedua secara kurikulum yakni sudah mendapatkan kurikulum yang baik dengan mitra generasi profesional (Genpro) yang merupakan kumpulan pengusaha yang konsen di usaha diantaranya ada divisi UMKM dalam menbina pelaku usaha.
''Saat ini sedang proses rekrutmen peserta Sukabumi Kece dengan menggunakan sistem online dan offline tinggal datang ke kelurahan dan bidang koperasi,'' ujar Iwa. Hasilnya kini yang mendaftar offline sebanyak 100 orang dan online 300 orang.
Pendaftaran akan ditutup di akhir Februari 2020. Ke depan rekrutmen ini akan kerjasama dengan karang taruna khususnya siapa saja pemuda yang tidak punya pekerjaan ikut pelatihan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka