Langsung ke konten utama

Indonesia Luncurkan Satelit Satria Pada 2022




Jakarta, BISKOM – Menkominfo Johnny G. Plate bersama dengan jajarannya melakukan Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI, Rabu (5/2/2020) di Gedung Nusantara II, DPR RI, Jakarta. Salah satu yang dibahas dalam rapat tersebut adalah Satria. Satria adalah satelit yang ditujukan untuk mencukupi kebutuhan internet Indonesia di pelosok. Ada 150.000 titik layanan yang rencananya akan dijangkau Satria. Jika dirinci per wilayah, ada 54.400 titik di Sumatra, 19.300 di Kalimantan, 23.900 titik di Sulawesi, 18.500 di Papua dan Maluku, 13.500 di Bali dan Nusa Tenggara, serta 19.400 titik di Pulau Jawa. Semua titik ini akan menyasar ke sektor layanan publik.
Menkominfo menjelaskan, Satria ini dibangun oleh PT. Satelit Nusantara 3 dengan pembiayaan sebesar Rp6,4 Triliun. “Dana sebesar itu, sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, di mana satelit itu memimilik kapasitas 150 gigabita perdetik dan kapasitas enam kali lipat dari satelit yang sudah ada di Indonesia,” jelasnya. 
Dengan kapasitas yang besar Menkominfo menargetkan bisa membantu kantor pemerintah dan wilayah yang keberadaan sinyal sulit. “Satelit ini, akan digunakan untuk wilayah blankspot di Indonesia,” ungkapnya. 
Saat ini Pemerintah masih menunggu sponsor pendanaan untuk proyek Satria yang direncanakan mengorbit pada 2022. Financial closing untuk proyek satelit multifungsi ini ditargetkan rampung pada akhir kuartal I 2020. “Financial closing kuartal I tahun ini karena prosesnya cukup rumit. Berbeda dengan Palapa Ring yang hanya melibatkan pembiayaan domestik dari bank-bank nasional. Hampir lebih 90 persen perangkat ini memang banyak komponen asing dan pembiayaan pun menghadirkan (lembaga) asing,” terang Direktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Anang Latif.
Meski ada kendala soal pendanaan pembuatan Satria, Menkominfo tetap optimistis pengerjaan satelit ini dapat terus berlanjut sesuai rencana. Johnny meyakini tahapan financial closing bersama 2 lembaga yang dilibatkan dalam pembuatan satelit tersebut bisa diselesaikan. “Melibatkan dua negara yaitu BPI dari Prancis dan Asian Infrastructure Investment dari Tiongkok yang ikut dalam pembiayaan Satria.Kami mengalami kendala karena mulai malam ini juga pintu komunikasi transportasi dengan Tiongkok akan ditutup karena virus corona,” kata Johnny.

nantinya, Satria akan meluncur dengan roket Falcon 9 milik Space-X. Satelit ini ditargetkan meluncur ke orbit pada akhir 2022. Peluncurannya kemungkinan besar akan digelar di Florida, AS. Proyek Satria ini memiliki kapasitas 150 Gbps yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dengan frekuensi Ka-Band. (red)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UKM hanya menguntungka pihak-pihak tertentu saja.Padaha

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi