TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Industri perbankan, termasuk syariah, gencar melakukan transformasi digital untuk mengikuti perkembangan gaya hidup masyarakat, sekaligus mendorong pertumbuhan bisnisnya.
Bank syariah melakukan hal itu dengan memanfaatkan infrastruktur yang dimiliki induknya, serta terus menyiapkan investasi untuk melakukan terobosan.
BCA Syariah misalnya yang terus melakukan penambahan fitur-fitur pada kanal elektronik guna memperluas jangkauan layanan. Tahun lalu, perseroan ini telah melengkapi jaringan e-channel dengan meluncurkan klik BCA Syariah bisnis.
"Ini merupakan perluasan dari Klik BCA Syariah individu yang sudah kami miliki sebelumnya. Ditujukan untuk memudahkan nasabah korporasi," kata Pranata Nazamuddin, Direktur BCA Syariah, di Jakarta, baru-baru ini.
Selain layanan internet banking, BCA Syariah juga sudah memiliki layanan mobile banking yang semakin memudahkan nasabah melakukan transaksi.
Hadirnya layanan-layanan digital itu telah berdampak positif mendorong pertumbuhan jumlah rekening tabungan.
Pranata menuturkan, jumlah rekening tabungan BCA Syariah per akhir 2019 telah mencapai 95.000, atau naik 35 persen dari tahun sebelumnya.
Hal itupun berdampak pada pendapatan berbasis fee yang berasal dari biaya administrasi tabungan dan juga pembiayaan.
"Fee based income BCA Syariah mayoritas masih dari biaya administrasi dan itu tumbuh 12 persen tahun lalu. Sedangkan dari payment masih kecil.
Tahun ini kami harapkan pendapatan fee ini akan tumbuh lagi seiring dengan bertambahnya fitur mobile banking kami," paparnya.
Sementara, John Kosasih, Presiden Direktur BCA Syariah menyatakan, strategi pengembangan digital perseroan akan dilakukan lewat leveraging infrastruktur yang dimiliki BCA.
Sehingga, belanja modal yang diperlukan BCA Syariah tidak akan terlalu besar. Tahun ini, capex digital hanya disiapkan sebesar Rp 10 miliar.
Unit Usaha Syariah (UUS) Bank CIMB Niaga juga terdepan dalam melakukan transformasi digital. Sebagai bank penerima setoran biaya perjalanan Ibadah Haji (BPIH), perseroan ini berinovasi dengan menyiapkan cara pendaftaran nomor porsi haji melalui CIMB Clicks sesuai dengan prosedur yang berlaku saat ini.
"Layanan ini tinggal menunggu Keputusan Kemenag untuk pendaftaran haji non-branch," ungkap Pandji Djajanegara, Direktur Utama CIMB Niaga Syariah.
Selain itu, CIMB Niaga Syariah juga memiliki sistem online untuk pembelian obligasi pemerintah melalui CIMB Niaga Wealth Management System (WMS).
UUS ini juga sedang mengembangkan pembuatan SID investor melalui Go Mobile dan CIMB Clicks, untuk memudahkan investor yang berminat membeli obligasi pemerintah syariah tak perlu datang ke cabang.
Seluruh pengembangan layanan digital itu dikembangkan menggunakan infrastruktur CIMB. Sementara, layanan digital yang sudah dimiliki bank ini untuk memudahkan bertransaksi di antaranya sistem pembayaran QR, layanan Go Mobile, serta CIMB Clicks, yaitu pembukaan online rekening tabungan syariah dan deposito.
Layanan digital itu telah memberikan dampak positif bagi bisnis CIMB Niaga Syariah yang ditandai dengan peningkatan volume dana murah dari nasabah giro lembaga siswa dan tabungan usaha masjid.
Bank Syariah Mandiri (BSM) juga sudah menikmati hasil dari transformasi digital yang dilakukan. Pengembangan fitur digital mendorong peningkatan pendapatan fee based income sebesar 24,86 persen dari Rp 166,47 miliar pada 2018 menjadi Rp 207,86 miliar di 2019.
Direktur IT, Operation and Digital BSM, Achmad Syafii menyatakan, fee based income dari mobile banking berkontribusi tertinggi dengan pertumbuhan 88,03 persen menjadi Rp 51,64 miliar per Desember 2019. Hingga Desember 2019, user Mandiri Syariah Mobile mencapai 1,05 juta orang, dengan jumlah transaksi sebanyak 24 juta.
Tahun lalu, Bank Mandiri Syariah telah meluncurkan fitur pembukaan rekening online, digital branch, memperkaya fitur digital channel seperti tarik tunai tanpa kartu ATM, fitur-fitur pembelian, pembayaran termasuk QRIS, dan lain-lain. (Kontan/Dina Mirayanti Hutauruk)
Komentar
Posting Komentar