Langsung ke konten utama

Mengenal Cloud Kitchen Hybrid, Strategi Pebisnis Kuliner dengan Harga Terjangkau


 Manfaat cloud kitchen mungkin banyak yang belum tahu. Ini merupakan ruang dapur komersial yang berada di lokasi strategis.

Biasanya, Cloud Kitchen digunakan oleh para pebisnis kuliner untuk menyiapkan pesanan sebelum dikirim. Kemudian untuk pengiriman dan pemesanan dilakukan melalui agregator makanan atau aplikasi restoran.

Strategi bisnis tersebut pun memungkinkan restoran untuk mendiversifikasi serta memerluas basis pelanggan mereka, sehingga bisa mengurangi biaya operasi, sewa dan tena
ga kerja yang tinggi.

Di Jakarta, terdapat salah satu Cloud Kitchen model Cloud Kitchen Hybrid, kombinasi dari restoran takeaway dan cloud kitchen. Di mana tempat tersebut memiliki etalase tempat pelanggan datang dan mendapatkan makanan mereka.

"Kami hadir sebagai solusi untuk pengusaha makanan dan minuman bisa mengembangkan bisnisnya di lokasi strategis di Jakarta Selatan dengan harga terjangkau dan minim resiko," ucap Agi Gratia, Co-founder Pointmeal, pada keterangan resminya, Sabtu (25/2/2023).

Untuk para pebisnis kuliner yang ingin bergabung, biayanya mulai Rp3,7 juta per bulan. Namun, bagi para pebisnis yang ingin bergabung, ada beberapa kurasi yang perlu diperhatikan. Seperti makanan harus enak, makanan yang sering dimakan dan menunya tidak sama dengan tenant yang sudah ada.

Adapun sejumlah makanan yang ditawarkan oleh para tenant di Pointmeal, yakni Little Bali, Sop Buntut Samino, Pempek Lemak Nian, Ayam Jatinangor, Nokuke Salad, Tajirin, Nasi Hainan Naga Kembar 88 dan masih banyak lagi.


Sumber: https://www.celebrities.id/read/mengenal-cloud-kitchen-hybrid-strategi-pebisnis-kuliner-dengan-harga-terjangkau-nt2T90

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka