Modal usaha menjadi masalah utama dalam mengembangkan usaha. Pemerintah memang melalui program KUR banyak memberi kemudahan bagi UMKM untuk mengembangkan usahanya. Namun di era sekarang menggagas kolaborasi menarik untuk di lirik. Investasi bagi yang memiliki cuan tapi tidak ingin menggagas usaha sendiri sehingga bermitra dengan bisnis lain. Kita bisa melihat berbagai usaha yang berkumpul dengan berbagai usaha sehingga pembeli tinggal memilih apa yang di suka. Meniru model kolaborasi tersebut para penjual kecil dapat melakukan kerja sama sesama penjual. Lokasi penjualan yang strategis atau dapat menambah item jualan yang lebih bervariasi. Bagaimana investasi atau kolaborasi menjadi sukses dan tidak menjadi mimpi buruk karena uang dan usaha sudah tertanam, namun untung tak kunjung bergabung?
Mitra strategis sebenarnya adalah hal umum dan signifikan di banyak industri sebagai cara untuk meng-upgrade kemampuan yang dibutuhkan, mendapatkan pengetahuan dan mencari keunggulan kompetitif. Pemilihan mitra aliansi strategis merupakan aspek penting dari pengembangan usaha yang sukses. Upaya pemilihan seleksi mitra awal agar kemitraan menjadi efektif dan bergerak mendulang kesuksesan.
Sebelum melakukan kolaborasi bekerja sama dengan mitra maka yang pertama perlu di rumuskan adalah bagaimana melihat lingkungan yang berpengaruh baik tren ekonomi, teknologi, dan tren utama lainnya. Apakah usaha yang sedang digeluti menjadi usaha yang menarik dan memiliki nilai jual untuk dikembangkan lebih lanjut. Perubahan lingkungan saat ini begitu dinamis bisnis yang dulu menjadi tren dengan cepat berubah tidak menjanjikan. Sejenak melihat rintisan star up yang booming secepat itu pula kita melihat perusahaan rintisan tersebut mem PHK banyak karyawan penanda kurang sehatnya perusahaan. Sehingga membaca lingkungan tren ekonomi, teknologi, dan tren utama lainnya menjadi sangat penting. Sebentar lagi puasa dan Idul Fitri ada banyak tren ekonomi yang mampu di gagas pada lingkungan tersebut mulai bisnis makanan hingga bisnis fashion busana muslim yang dapat dikembangkan melalui kolaborasi bisnis.
Kedua, menilai kembali tujuan perusahaan dalam berkolaborasi hasil yang diinginkan dalam mendukung strategi perusahaan. Apa saja tujuan usaha dalam berkolaborasi dengan menetapkan secara pasti apa yang di inginkan dalam melakukan kolaborasi. Ketiga adalah menentukan kriteria yang di inginkan dalam berkolaborasi.
Setelah sudah memiliki keyakinan dalam investasi atau berkolaborasi dengan mitra maka pemilihan di dasar pada: 1. Rekam jejak reputasi mitra, ini adalah hal penting karena menjalin kerja sama mitra merupakan menyatukan hubungan yang disepakati. Rekam jejak yang baik dari mitra mulai dari cara bekerja sama, loyalitas, kejujuran dan profesionalitas mitra menjadi hal penting untuk di telisik. Biasanya mitra yang ingin bekerja sama di awal selalu memberikan hal-hal manis dan berbagai janji keuntungan sehingga penilaian tidak bisa dilihat pada saat mulai membangun kerja sama. Agar aliansi ini tidak berubah menjadi mimpi buruk maka menelisik rekam jejak mitra dari berbagai sumber harus dilakukan.
Mencari kesamaan budaya organisasi mitra potensial dengan perusahaan. Setiap organisasi memiliki budaya unik masing-masing, sehingga menilai kesamaan budaya organisasi juga menentukan kecocokan dalam berkolaborasi. Tidak bisa dipungkiri pada saat perusahaan kita yang dirintis dengan budaya kerja kekeluargaan, ikhlas, takwa dan mengedepankan loyalitas sebagai ibadah mencari nafkah sangat berbeda dengan perusahaan yang mengedepankan profit oriented tanpa peduli nilai sosial. Penilaian kesamaan budaya organisasi mitra menjadi salah satu pertimbangan dalam melakukan kolaborasi.
menyamakan kepentingan yang ingin diraih, 4. Menetapkan secara detail kontrak kerja sama terkait sejauh mana perusahaan mitra potensial berkeinginan baik dan mampu bekerja sama dengan kita untuk: mengembangkan, mengomunikasikan, dan memperkuat tujuan dan nilai bersama menentukan seperti apa kesuksesan itu–pada interval yang tepat oleh mendukung pengembangan bersama aturan perilaku dan norma perilaku antara para pihak. Berkomitmen pada dukungan pemasaran bersama formal, penumpukan margin, target ROI, atau aktivitas bersama lainnya. Mengatasi batasan atau hambatan apa pun, bertindak untuk mendukung kepentingan operasional dan mengatur ulang harapan bila diperlukan. Memfasilitasi apresiasi masing-masing pihak terhadap situasi operasional dan budaya pihak lain. menempatkan struktur untuk mengatasi perbedaan administratif dan kontrak.
Beberapa risiko berkolaborasi menurut Jeffrey L. Cummings dan Stevan R. Holmberg adalah 1) Sasaran kinerja awal, aliansi yang optimis dan tidak realistis berdasarkan sasaran dan metrik kinerja yang diturunkan secara faktual dan politis. 2) pendapatan yang belum direalisasi dan/atau kinerja laba yang belum diwujudkan, 3) penghematan biaya yang belum direalisasi, 4) kurangnya pemahaman tentang bisnis masing-masing, 5) Politik perusahaan, 6) waktu dan biaya tak terduga yang signifikan dari peningkatan koordinasi, 7) komunikasi internal dan lintas aliansi yang buruk, 8. perubahan tak terduga dalam strategi perusahaan, 9) Pembagian laba dan pengetahuan yang tidak merata antar perusahaan, 10) berbagi pengetahuan kepemilikan yang tidak diinginkan tentang keterampilan inti perusahaan.
Menghindari risiko tersebut maka kolaborasi ditetapkan pada bidang-bidang yang yakin bisa dikerjasamakan. Jangan memaksakan kerja sama karena perasaan tidak enak sudah telanjur kenal atau perasaan terpaksa lain. Karena bermitra yang tidak sehat bukan hanya kehilangan bisnis usaha melainkan juga akan kehilangan mitra. Maka menetapkan kolaborasi sesuai prinsip-prinsip yang diyakini atau visi misi perusahaan yang digagas adalah penting.
Kesulitan lainnya adalah bagaimana mencari mitra yang disesuaikan, yang pertama adalah dari keluarga, teman, dan sahabat yang telah kita ketahui latar belakangnya. Membantu keluarga, teman dan sahabat tentunya secara profesional menekankan manajemen strategi yang bagus agar sukses bersama dapat dilakukan. Kedua, dapat dicari pada komunitas yang layak, sehat dan sesuai dengan tujuan. Komunitas-komunitas sebagai tempat berkumpul sesuai dengan budaya individu dan masyarakat. Dari komunitas ini rekam jejak juga mudah ditemukan.
Sumber: https://radarjember.jawapos.com/opini/22/02/2023/sukses-investasi-dan-kolaborasi-bermitra-umkm/2/
Komentar
Posting Komentar