Langsung ke konten utama

Literasi Digital untuk Menangkal Hoax hingga Cyberbullying



 Laporan terbaru We Are Social and Meltwater berjudul 'Digital 2023', jumlah pengguna internet di Indonesia tercatat sudah mencapai 212,9 juta per Januari 2023. Angka tersebut naik sekitar 5 persen atau 10 juta pengguna dari tahun sebelumnya. 

Masyarakat Indonesia lebih banyak menghabiskan waktu dengan berinternet daripada menonton TV, berdasarkan survei itu.

Terbukti bahwa berdasarkan data, rata-rata pengguna internet Indonesia mengakses internet selama 7 jam 42 menit per hari, sedangkan waktu yang dihabiskan untuk menonton TV hanya 2 jam 53 menit per hari. 

Teknologi dan akses internet juga sangat penting untuk perekonomian Indonesia saat ini. Melihat fenomena itu maka transformasi digital merupakan sebuah keharusan.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengungkapkan bahwa penyiapan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang andal, produktif, dan berdaya saing menjadi kunci utama terlaksananya transformasi digital. 

"Kami terus konsisten menjalankan program literasi digital untuk memaksimalkan potensi ruang digital sekaligus meminimalkan dampak negatif yaag ditimbulkan oleh internet seperti hoax, perundungan online (cyberbullying), kekerasan seksual, dan kejahatan siber lainnya," katanya, melalui keterangan resmi, Rabu, 22 Februari 2023.

Berdasarkan laporan hasil pengukuran indeks literasi digital Indonesia oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC) pada 2022, tingkat literasi digital Indonesia berada di 3,54 poin dari skala 1-5. 

Ini artinya masuk kategori 'sedang' dengan pengukuran Kerangka Indeks Literasi Digital menggunakan empat pilar. Keempatnya yaitu Kecakapan Digital (Digital Skill), Etika Digital (Digital Ethics), Keamanan Digital (Digital Safety), dan Budaya Digital (Digital Culture).

Pilar Budaya Digital (3,84) memiliki skor tertinggi, diikuti Etika Digital (3,68), Kecakapan Digital (3,52), serta Keamanan Digital (3,12). 

Lalu, tingkat penetrasi internet di Indonesia juga semakin tinggi atau 77,02 persen pada 2022. Hal tersebut perlu diimbangi dengan kekuatan pondasi karakter pengguna digital yang kokoh.

Sementara itu, Regional Project Director Literasi Digital Maluku Utara dan Papua, Thamrin Ali Ibrahim, memaparkan bahwa kampanye makin cakap digital bagi kalangan generasi muda menjadi penting untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) yang maju dalam rangka Indonesia Emas 2024. 

Yaitu, SDM yang mumpuni, unggul dan beretika, bermoral dan menguasai berbagai bidang keilmuan sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.

"Jadi, literasi yang dimaksud bukan sekadar tentang membaca atau menulis semata melainkan memahami seluk-beluk substansi bacaan atau sebuah tulisan secara utuh," ungkap dia. 

Hal ini diperlukan kecakapan khusus yang pada akhirnya akan mampuh memiliki kompetensi dan spesifikasi berdasarkan minat dan bakat masing-masing dengan memanfaatkan berbagai platform digital yang tersedia saat ini secara bijak, kreatif, dan inovatif bagi pengembangan potensi akademik dan kompetensi teknis setiap diri individu.

Pernyataan Menkominfo Johnny G Plate dan Thamrin Ali Ibrahim ini bagian dari talkshow makin cakap digital bertajuk 'Menjadi Pengguna Media Sosial yang Bijak, Kreatif dan Inovatif' di Ajang Prestasi dan Kreativitas Relawan Muda (Apkremu-V) di Ternate, Maluku Utara, Sabtu, 18 Februari 2023. 

Surya Ardhy, selaku Ketua Pelaksana Apkremu-V menambahkan pentingnya kampanye makin cakap digital kepada generasi muda. "Kami ingin menciptakan karakter para relawan muda yang berani, mandiri, dan cerdik dalam bergaul serta mudah bersosialisasi. Mereka juga dibekali pemahaman tentang empat pilar literasi digital," tuturnya.


Sumber: https://www.viva.co.id/digital/digilife/1577407-literasi-digital-untuk-menangkal-hoax-hingga-cyberbullying?page=3


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka