Langsung ke konten utama

Dorong Digitalisasi !! Mahasiswa UNDIP Memperkenalkan Pembukuan Sederhana Secara Digital



Desa Kedunguter merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Di Desa Kedunguter terdapat banyak pelaku UMKM mulai dari toko kelontong sampai usaha rumahan. Akan tetapi setelah melakukan survey ke berbagai pelaku UMKM yang terdapat di Desa Kedunguter ternyata masih banyak yang belum melakukan pembukuan. Alasan para pelaku UMKM tidak melakukan pembukuan diantaranya karena kurangnya kesadaran akan pentingnya pembukuan, kurangnya pengetahuan tentang pembukuan, dan para pelaku UMKM yang menganggap pembukuan hanya buang-buang waktu. Padahal, dengan adanya pembukuan pelaku usaha bisa mengetahui usaha mereka sedang mengalami pertumbuhan, penurunan, atau tidak berkembang.

Sebenarnya pembukuan tidaklah rumit karena banyak cara pembukuan. Apalagi saat ini banyak kemudahan dalam pembuatan pembukuan, salah satunya dengan menggunakan aplikasi pembukuan digital seperti POS Qasir. Aplikasi POS Qasir merupakan suatu aplikasi keuangan yang bisa digunakan untuk membantu para pelaku UMKM dalam melakukan pembukuan atas transaksi yang sudah terjadi seperti transaksi pembelian, transaksi penjualan, kas masuk, kas keluar, hutang piutang, dll.

Berdasarkan latar belakang masalah itu saya ingin melakukan pelatihan terhadap pelaku UMKM mengenai pembukuan sederhana menggunakan aplikasi POS Qasir. Dengan dilaksanakannya program kerja ini diharapkan dapat membantu pelaku UMKM di Desa Kedunguter untuk melakukan pembukuan di UMKM mereka dan dapat mengembangkan usaha mereka.

Sebelum melaksanakan program kerja, saya melakukan survei ke beberapa UMKM untuk mengetahui informasi tentang usaha mereka. Setelah mengetahui informasi dari beberapa UMKM tersebut, saya menjadwalkan pelaksanaan pelatihan yang dilaksanakan di tempat UMKM itu sendiri (door to door) pada hari minggu dan senin, 29 dan 30 Januari 2023.

Pada saat dimulainya pelatihan saya memberikan leaflet terlebih dahulu kepada pelaku UMKM mengenai pelatihan pembukuan digital. Pada proses pelatihan tersebut saya menjelaskan kepada pelaku UMKM tentang apa itu aplikasi POS Qasir, lalu secara bersama sama mempraktikkan aplikasi tersebut di smart phone pelaku UMKM. Setelah saya melakukan pemaparan dan praktik bersama mengenai aplikasi tersebut, mereka secara antusias mempraktikkan dan bertanya kepada saya tentang fungsi fungsi aplikasi POS Qasir yang lainnya. Dengan telah terlaksananya program kerja ini, saya harap kedepannya para pelaku UMKM di Desa Kedunguter dapat terus melakukan pembukan baik itu secara manual menggunakan buku atau menggunakan aplikasi pembukuan digital.

Sumber: https://jurnalpost.com/dorong-digitalisasi-mahasiswa-undip-memperkenalkan-pembukuan-sederhana-secara-digital/45291/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata...

Stafsus Presiden Andi Taufan Apresiasi Pengembangan UMKM di Banyuwangi

Banyuwangi (beritajatim.com) –  Staf Khusus Presiden Indonesia, Andi Taufan Garuda Putra bertemu dengan sejumlah pelaku UMKM di Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. Andi Taufan berdialog langsung dengan para pelaku usaha untuk menyerap langsung berbagai usulan dan permasalahan yang dialami. “Saya berdiskusi dengan pak presiden setiap dua minggu atau sebulan sekali  tentang bagaimana UMKM bisa naik kelas. Apa yang saya dapat dari dialog ini, menjadi bahan kami untuk menyampaikan gagasan-gagasan inovatif pengembangan UMKM,” ungkap Andi, Kamis (30/1/2020). Dari hasil dialog tersebut, lanjut Andi, tantangan UMKM berkisar pada tiga hal. “Secara holistik untuk meningkatkan UMKM itu, yang pertama masalah produk, bagaimana menambah value dengan desain kemasan dan lain sebagainya. Selanjutnya adalah kompetensi. Terutama dalam kompetensi dalam menajemen keuangan. Dan yang terakhir, adalah akses pasar,” jelasnya. Dari tiga hal tersebut, Andi menilai Banyuwangi jauh le...