Langsung ke konten utama

Ini Alasan Perusahaan di Tanah Air Butuh Cloud dan Edge Computing



 Era digitalisasi dan connected-everywhere membawa konsekuensi perubahan pada banyak perusahaan di Indonesia dalam operasional bisnisnya.
 
Berbagai inovasi teknologi yang berkembang mendorong perusahaan menerapkan dan memanfaatkan teknologi tersebut untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis mereka. Terlebih di tengah ituasi ekonomi global saat ini. Salah satu teknologi yang dianggap penting adalah teknologi cloud dan edge computing.
 
Cloud computing menjamin perusahaan dapat mengakses data dan informasi dengan mudah dan cepat, terlepas dimana berada. Harapannya, operasional bisnis perusahaan bisa berjalan efisien dan efektif dengan memanfaatkan kapasitas infrastruktur cloud saat dibutuhkan, termasuk menghemat biaya/belanja TI mereka.
 
Teknologi yang dianggap sebagai ‘komplemen’ cloud memastikan agar perusahaan dapat melakukan analisis dan proses data dengan cepat, latensi rendah, dan responsif di berbagai perangkat terdekat, seperti IoT (Internet of Things) atau endpoint lainnya dan bukan di cloud atau data center.
 
Ini memastikan perusahaan dapat memanfaatkan data dan informasi untuk membuat keputusan bisnisnya lebih cepat dan tepat guna. Tidak kalah pentingnya, edge computing juga dapat mengatasi masalah keamanan data dan informasi dengan lebih baik di tengah maraknya aksi kejahatan siber beberapa tahun ini.
 
Dengan mengekstrak keunggulan teknologi cloud dan edge computing, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis mereka. Dengan keduanya, perusahaan dapat memanfaatkan data dan informasi mereka untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik sehingga proses bisnis berjalan dengan efisien dan efektif.
 
Adopsi teknologi cloud dan edge computing juga memungkinkan bisnis mereka dapat berkembang dan beradaptasi dengan cepat dan responsif terhadap dinamika industri. Dengan demikian, perusahaan dapat memenuhi ekspektasi pelanggannya dan mempertahankan kinerja bisnis mereka dalam jangka panjang.
 
Solusi cloud dan edge dari Akamai dapat diandalkan membantu perusahaan di era digital dan serba terkoneksi dalam mengelola dan mempercepat akses ke layanan, aplikasi dan konten digital mereka.
 
Ini dilakukan dengan mengkombinasikan keandalan infrastruktur cloud yang sudah dibangun Akamai sejak hadir tahun ’90-an dan inovasi baru mereka terkait edge computing.
 
“Di awal dekade Akamai berdiri, layanan Akamai dibangun di atas highly distributed intelligent platform, mengatasi berbagai tantangan pengiriman konten dan performa web Internet yang berkembang pesat," ujar Matthew Lynn, Director, Cloud Compute, APJ, Akamai Technologies.
 
“Pada tahun 2010, Akamai memasangkan platform cerdas tersebut dengan sejumlah besar data pada aktivitas online berbahaya, untuk membangun aplikasi web terdepan di industri dan platform proteksi DDoS yang melindungi banyak organisasi terbesar di dunia, dan pelanggan mereka, dari banyak ancaman keamanan yang pernah hadir secara online,” tambahnya.
 
Dengan mengakuisisi Linode tahun lalu sebagai platform cloud computing yang mapan, Akamai ingin menghadirkan kemampuannya secara masif di pasar public cloud computing.
 
Solusi cloud dan edge dari Akamai memungkinkan perusahaan mengoptimalkan kinerja aplikasi dan konten mereka dengan menempatkan data dan aplikasi yang sering digunakan pada perangkat edge.

Ini akan memastikan bahwa akses ke data dan aplikasi tersebut lebih cepat dan responsif. Sementara data dan aplikasi yang jarang digunakan akan disimpan di cloud dan diakses secara terpusat.
 
Solusi Akamai juga memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan kekuatan infrastruktur cloud saat membutuhkan kapasitas tambahan, seperti saat ada peningkatan trafik dan permintaan dari pengguna.
 
Akamai juga melihat adanya pertumbuhan pesat aplikasi yang di-delivered melalui cloud (cloud delivered apps), baik sebagai software as a service (SaaS) atau platform as a service (PaaS). Dengan edge computing, banyak enterprise software di perusahaan akan dilayani dari edge, dengan core cloud data center yang besar lebih digunakan terutama untuk pemrosesan batch.
 
Setidaknya ada katalis pendorong terjadinya perubahan ini: kebutuhan untuk menyajikan aplikasi dan API lebih dekat ke pengguna, kebutuhan untuk memindahkan komputasi lebih dekat ke sumber data, dan menerapkan aturan untuk melindungi dan mengontrol data.
 
Menurut Akamai, pelanggan juga akan memiliki kebutuhan yang terus meningkat ke depannya untuk komputasi berkelanjutan dari cloud ke edge, agar lebih dekat ke tempat miliaran pengguna akhir berada dan puluhan miliar perangkat yang terhubung akan berada, terutama karena semakin berkembangnya 5G dan IoT.
 
Kami juga menemukan bahwa pengalaman yang berpusat pada pengembang menjadi bagian penting dari cloud perusahaan.
 
Ada banyak solusi cloud dan edge yang ditawarkan Akamai dalam membantu bisnis membangun dan menjalankan aplikasi dan layanan dengan skala, keandalan, dan keamanan terbaik.
 
Misalnya, EdgeWorkers dan EdgeKV yang memungkinkan pengembang (developer) membuat dan menerapkan layanan mikro (microservices) di lebih dari seperempat juta server edge di seluruh dunia.
 
Saat dijalankan di edge, mereka dapat mendorong data, insight, dan logic lebih dekat ke pelanggan/pengguna akhir mereka. Ada pula Intelligent Edge Platform sebagai platform jaringan terdistribusi terbesar dan telah memberikan solusi edge computing kepada pelanggan selama lebih dari dua dekade.
 
Selain itu, Akamai Prolexic sebagai solusi keamanan web yang melindungi infrastruktur online dari serangan DDoS, Akamai Kona Site Defender untuk mengamankan web dari serangan, seperti SQL injection, cross-site scripting, dan malware, Akamai Media Delivery untuk pengiriman media (konten video dan audio) dengan kualitas tinggi dan tanpa buffering, serta Akamai Bot Manager untuk mengelola dan mengatasi bot yang tidak diinginkan pada situs web dan aplikasi.


Sumber: https://www.medcom.id/teknologi/news-teknologi/VNx0GYaN-ini-alasan-perusahaan-di-tanah-air-butuh-cloud-dan-edge-computing

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...