Langsung ke konten utama

Percepat Inovasi Digital, Meratus Gandeng Google Cloud dan Metrodata



 PT Meratus Line (Meratus), operator maritim dan logistik dari Indonesia mengumumkan kemitraan strategis dengan Google Cloud dan PT Metrodata Electronics Tbk (Metrodata). Kemitraan ini bertujuan untuk mempercepat inovasi digital, dan memperkuat posisi perusahaan sebagai organisasi yang mengutamakan kebutuhan pelanggan.

Kemitraan ini melibatkan Meratus dengan mengadopsi cloud data terbuka dari Google Cloud dan memanfaatkan keahlian teknis. Dari situ, akan terbangun aplikasi superlogistik maritim pertama di Indonesia dan untuk menanamkan artificial intelligence (AI) ke dalam operasionalnya.

Sebagai informasi, Meratus merupakan salah satu pemain dalam industri pelayaran regional yang mengoperasikan lebih dari 40 jaringan keagenan, dua terminal peti kemas, lebih dari 20 pusat logistik peti kemas, dan lebih dari 65 kapal. Perusahaan ini berperan untuk membantu memberikan layanan transportasi point-to-point dan jaringan sepanjang 35 internasional dan jalur pelayaran domestik.

Sebagai upaya perusahaan untuk memperkuat posisinya, Meratus telah memigrasi real estate digitalnya ke infrastruktur Google Cloud yang dapat diskalakan, aman, dan netral kabel. Sistem ini juga menggunakan Google Kuberneter Engine (GKE) untuk penerapan aplikasi dan platform manajemen antarmuka pemrograman aplikasi (API) Apigee Google Cloud otomatis dalam memecah silo data internal.

Hasilnya, sekarang layanan Meratus sudah dapat diakses melalui antarmuka aplikasi tunggal. Hal ini memungkinkan pelanggan untuk melihat jadwal kapal terbaru, memesan kiriman, pemberitahuan setelah pesanan dikonfirmasi, dan melacak lokasi kargo saat kapal berada di laut.

Farid Belbouab, CEO Meratus Line mengatakan industri pelayaran regional memainkan peran penting dalam mendukung inisiatif pemerintah, yakni ‘Making Indonesia 4.0’ dan ‘Proud of Indonesia-made Products Movement’ untuk mendorong pembangunan ekonomi dan meningkatkan mata pencaharian lokal. Memahami hal tersebut, pilihan perusahaan untuk menggunakan Google Cloud merupakan wujud komitmen Meratus guna mewujudkan masa depan logistik maritim terintegrasi.

“Kami tidak akan mengosongkan aspek apa pun dari pelayaran. Adanya kemitraan dengan Google Cloud ini memberdayakan staf kami untuk mengembangkan aplikasi super dengan kecepatan dan ketangkasan yang lebih tinggi. Kami akan terus berkolaborasi dengan Google Cloud dan Metrodata untuk mengoptimalkan proses bisnis kami dan menghadirkan pengalaman pelanggan yang terintegrasi,” ujar Farid.

Senada dengan Farid, Megawaty Khie, Country Director Indonesia and Malaysia Google Cloud menyampaikan upaya perusahaan dengan Meratus merupakan demonstrasi kuat mengenai bagaimana cloud data terbuka perusahaan dapat membantu pemain regional memperoleh ketangkasan yang diperlukan untuk meluncurkan aplikasi baru dengan cepat, memasukkan AI ke dalam operasional sehari-hari dan mencapai diferensiasi bisnis.

“Kami harap, kami dan Metrodata dapat memperluas kolaborasi dengan Meratus. Terutama, karena perusahaan terus meningkatkan aplikasinya untuk melayani pelanggan dengan lebih baik, memajukan tujuan keberlanjutan dengan teknologi cloud, dan berkontribusi pada ambisi negara kami untuk menjadi pusat transshipment internasional dan pusat logistik maritim terintegrasi,” tuturnya.


Sumber: https://www.marketeers.com/percepat-inovasi-digital-meratus-gandeng-google-cloud-dan-metrodata/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka