Langsung ke konten utama

Saat Pedagang Jamu Berlatih Digital Marketing



 Pedagang jamu tergabung dalam kelompok Jati Husada Mulya Mandiri (JHM) di Padukuhan Watu Argomulyo Sedayu Bantul, memperoleh pelatihan digital marketing.

Kali ini, tim Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) yang mendampingi mereka.

Banyak Jamu Gendong di Kiringan

Kepala Humas UMBY, Widarta MM, Senin (30/1/2023),  mengatakan kegiatan tersebut sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dengan mengambil tema  Pengembangan Digital Marketing dan Pemberdayaan Kelompok Usaha Jamu Jati Husada Mulya Mandiri di Dusun Watu.

"Kegiatan ini dilakukan oleh kelompok 79 KKN-PPM  di mana  Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) adalah saya sendiri. Kami menggelar pelatihan pada Sabtu (18/1/2023) lalu," kata  Widarta.

Saat pelatihan digital marketing, mahasiswa mengenalkan berbagai jenis media sosial yang dapat dimanfaatkan di antaranya WhatsApp Bisnis, Instagram Bisnis, TIk Tok Shop dan marketplace seperti Shopee dan Tokopedia.

Pemasaran melalui sosial media dapat berinteraksi langsung dengan calon konsumen secara efisien. Selain itu, penggunaan marketplace juga sedang banyak digemari oleh banyak orang sehingga dapat menjangkau seluruh kalangan.

Tidak hanya mengenal strategi-strategi digital marketing yang disampaikan oleh mahasiswa KKN-PPM UMBY,  kelompok 74 juga praktik langsung membuat konten kreatif melalui sosial media instagram dan tik tok, serta membuatkan akun Instagram Bisnis.

Diharapkan langkah tersebut dapat meningkatkan brand awareness dan penjualan. Selain itu, praktik digital marketing juga dilakukan dengan pembuatan akun Marketplace Shoppe dan Tokopedia yang diharapkan juga mampu meningkatkan pangsa pasar yang dapat menjangkau konsumen di luar daerah.


Sumber: https://koranbernas.id/saat-pedagang-jamu-berlatih-digital-marketing

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...