Langsung ke konten utama

Kominfo: Berkat Piala Dunia 2022, Warga Ramai Beralih ke TV Digital



 Kominfo atau Kementerian Komunikasi dan Informatika menyampaikan bahwa Piala Dunia 2022 membuat orang ramai-ramai beralih dari TV Analog ke TV digital. Hal ini terlihat dari data Nielsen. 

Peralihan dari TV analog ke TV digital alias Analog Switch Off (ASO) dimulai di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada 3 November 2022. Sebelum pelaksanaan ini, Nielsen mencatat bahwa 58 juta keluarga belum memiliki TV digital. 

Kini, lebih dari 45 juta memiliki TV digital. “TVR (TV rating) sebelum ASO 10,6. Saat final Piala Dunia 2022 12,2, dan sekarang TVR 10,5,” kata Direktur Penyiaran Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kominfo Geryantika Kurnia kepada wartawan melalui pesan singkat,

Jumlah penonton sebelum migrasi dari TV analog ke TV digital sekitar 6,2 juta. Saat final Piala Dunia 2022, 5,5 juta keluarga menonton televisi meski harus beralih ke TV digital. “Komposisi urutan rating TV pada saat ini sudah relatif kembali normal,” katanya. 

Berdasarkan survei Nielsen di 11 kota besar selama 1 - 15 Januari, rata-rata penetrasi TV digital 79%. Surakarta bahkan mendekati normal tertinggi yakni 90%.

Kota yang disurvei di antaranya Bandung, Banjarmasin, Denpasar, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, Semarang, dan Surakarta.

“Secara prinsip, ASO secara nasional, masyarakat sudah siap beralih ke TV digital,” ujar Gery.

Namun, pemerintah masih mempertimbangkan pendistribusian set top box bagi warga miskin. “Tersisa kurang lebih sekitar 4 juta set top box dari swasta yang belum didistribusikan kepada masyarakat miskin,” kata dia. 

Ia mencatat, lembaga penyiaran televisi baru menyalurkan set top box 5,7% dari target. “Dan cenderung stagnan,” ujarnya. 

Hal itu kemudian mengambat pelaksanaan migrasi dari TV analog ke TV digital. “Perlu komitmen kuat penyelenggara MUX untuk mempercepat distribusi set top box kepada keluarga miskin,” kata Gery.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka