Langsung ke konten utama

Platform B2B Digital Makin Diminati Pelaku UMKM



 Saat ini transformasi digital sudah merambah ke seluruh lini kehidupan masyarakat termasuk para pelaku UMKM. Bahkan tak sedikit pelaku usaha yang memanfaatkan teknologi digital yang tidak hanya menjual kepada konsumen (B2C) tetapi sebagai rantai pasok untuk mendapatkan produk dari para prinsipal (B2B).

Melalui pemanfatan teknologi B2B, pelaku usaha bisa mendapatkan harga beli yang lebih murah karena dapat terhubung langsung dengan prinsipal sehingga bisa mendapatkan margin yang lebih besar sekaligus dapat menarik lebih banyak konsumen.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan berdasarkan hasil riset yang dilakukan CELIOS dan GudangAda, platform B2B digital sebagai penyedia saluran distribusi dari produsen, penjual hingga ke end-user akan menjadi tren yang menyebar di berbagai industri, tak terkecuali FMCG.

Riset bertajuk Studi B2B FMCG Marketplace Indonesia Outlook 2023 ini dilakukan dengan menggunakan metode studi literatur (literature study) yang melibatkan berbagai sumber, baik primer maupun sekunder dan studi terdahulu yang relevan sehingga menghasilkan analisis yang lebih mendalam.

“Studi ini menemukan 60 persen UKM di Indonesia merasakan manfaat dari penerapan digitalisasi pada bisnisnya seperti mempermudah mencari supplier dan menjangkau pelanggan,” ucapnya.

Bhima mengatakan bahwa saat ini pasar Indonesia sedang berada di masa transisi dari Fase 2 (customer process portal) menuju Fase 3 (multi-channel infrastructure) sehingga kehadiran platform B2B digital akan berperan efektif mengakselerasi transisi tersebut.

“Platfotm B2B digital menyediakan beragam layanan bisnis yang terintegrasi kepada segenap pemain mulai dari prinsipal [perusahaan FMCG] hingga pelaku bisnis level UKM seperti pemilik toko dan warung,” ujarnya.

Riset tersebut juga menemukan tantangan terbesar UKM dalam mengembangkan usaha pascapandemi yaitu kompetisi dengan toko modern (36 persen), konsumen gagal bayar utang (31 persen), dan lokasi usaha yang tidak menguntungkan (27 persen).

Hal ini berkorelasi dengan temuan lain yaitu terdapat peningkatan kebutuhan solusi digital sederhana untuk kecepatan dan efisiensi biaya, fleksibilitas pembayaran, jangkauan pasar lebih luas.

Bhima mengatakan bahwa peluang eskalasi volume B2B FMCG di Indonesia pada 2023 dinilai masih besar seiring dengan potensi bisnis UKM Indonesia, pertumbuhan pengguna internet, serta dukungan pemerintah dalam meningkatkan inklusi keuangan masyarakat.

Namun, riset juga menemukan berbagai tantangan perkembangan industri B2B yaitu rendahnya literasi keuangan, kesenjangan akses digital, dan pembiayaan bagi UKM yang harus diwaspadai oleh para pemain B2B FMCG di Indonesia.

Terdapat prinsip-prinsip panduan di dalam riset yang ditujukan bagi para pemain B2B FMCG untuk membangun ekosistem B2B yang berkelanjutan, diantaranya:
  • Pembuatan aplikasi terintegrasi secara end-to-end,
  • Penguatan saluran distribusi,
  • Penjualan terfokus pada penjual strategis di area tertentu,
  • Penjagaan rasio biaya untuk stabilitas harga pasar.

SVP Marketing & Corporate Affairs GudangAda, Yuanita Agata mengatakan bahwa pendekatan multi saluran (omnichannel) sebagai salah satu upaya industri B2B FMCG dapat bertumbuh lebih pesat. GudangAda sebagai penyedia platform digital B2B fokus pada aspek strategis untuk mencapai posisi terbaik dalam mengarungi persaingan bisnis.

Yakni dengan membangun jalur distribusi yang lebih efisien guna dukung perkembangan bisnis Principal dan Strategic Sellers di area strategis, mengutamakan sustainability dengan menciptakan level margin yang sehat antara Principal dan Mitra Bisnis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata...

Stafsus Presiden Andi Taufan Apresiasi Pengembangan UMKM di Banyuwangi

Banyuwangi (beritajatim.com) –  Staf Khusus Presiden Indonesia, Andi Taufan Garuda Putra bertemu dengan sejumlah pelaku UMKM di Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. Andi Taufan berdialog langsung dengan para pelaku usaha untuk menyerap langsung berbagai usulan dan permasalahan yang dialami. “Saya berdiskusi dengan pak presiden setiap dua minggu atau sebulan sekali  tentang bagaimana UMKM bisa naik kelas. Apa yang saya dapat dari dialog ini, menjadi bahan kami untuk menyampaikan gagasan-gagasan inovatif pengembangan UMKM,” ungkap Andi, Kamis (30/1/2020). Dari hasil dialog tersebut, lanjut Andi, tantangan UMKM berkisar pada tiga hal. “Secara holistik untuk meningkatkan UMKM itu, yang pertama masalah produk, bagaimana menambah value dengan desain kemasan dan lain sebagainya. Selanjutnya adalah kompetensi. Terutama dalam kompetensi dalam menajemen keuangan. Dan yang terakhir, adalah akses pasar,” jelasnya. Dari tiga hal tersebut, Andi menilai Banyuwangi jauh le...