Memodernisasi infrastruktur TI dan data terus menjadi fokus utama bagi banyak perusahaan dalam perjalanan Transformasi Digital mereka, ketika mereka mencari cara untuk memaksimalkan kesuksesan yang bisa terus ditingkatkan.
Tahun ini telah memunculkan tren-tren penting yang menekankan pentingnya pendekatan strategis yang kuat untuk memaksimalkan nilai data di banyak industri dan sektor bisnis.
Analis di Gartner telah menuntaskan riset mengenai infrastruktur TI, operasional, dan strategi cloud. Mereka menemukan bahwa pemimpin infrastruktur dan operasional memainkan peran penting ketika perusahaan-perusahaan bekerja untuk mentransformasi dan meningkatkan kemampuan, meningkatkan pengalaman pelanggan, mengembangkan staf dan keterampilan, serta membangun platform dan sistem yang tangguh dan berkelanjutan.
Di lingkungan seperti ini, popularitas managed services atau layanan terkelola telah meningkat pesat, sehingga para penyedia layanan merespons dengan memperluas dan melakukan spesialisasi layanan.
Menurut Gartner, kebutuhan-kebutuhan utama yang mendorong permintaan antara lain meliputi perlunya memiliki 'bisnis di mana saja', dengan infrastruktur yang terdistribusi namun diatur secara terpusat.
Hal lain yang diperlukan adalah kemampuan untuk memanfaatkan dengan tetap memastikan bahwa keamanan dan stabilitas operasional, serta meningkatnya tekanan untuk menawarkan pengalaman pengguna yang menarik.
Ketika Outsourcing Jadi Sebuah Norma
Meningkatnya tekanan di sisi biaya, serta kurangnya sumber daya manusia (SDM), menjadikan layanan alih daya (outsourcing) TI sebagai sebuah norma.
Sebuah laporan dari ADB dan Kementerian Keuangan Indonesia, menunjukkan bahwa kelangkaan pekerja dengan keterampilan yang tepat jadi penghalang bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh beragam teknologi baru.
Perusahaan yang memilih layanan terkelola mengurangi tekanan pada pekerja mereka serta bisa mengatur pengeluaran mereka.
Dengan begitu, mereka dapat fokus pada upaya-upaya yang bermanfaat bagi bisnis mereka, tanpa mengorbankan kinerja, keamanan, dan stabilitas data yang tengah mereka coba kumpulkan.
Secara keseluruhan, data adalah area yang memungkinkan sebuah perusahaan mewujudkan nilai penting dengan memasuki perjanjian layanan terkelola.
Sebagian besar perusahaan kini memahami konsep data sebagai aset. Meskipun demikian, banyak yang masih berjuang untuk menemukan potensi data yang sebenarnya untuk menciptakan produk dan aliran pendapatan baru. Di sinilah alih daya pengelolaan big data memainkan perannya.
Perusahaan-perusahaan yang mengumpulkan dan menyimpan data mereka dalam sebuah layanan terkelola akan secara efektif membebaskan waktu yang berharga, sehingga mereka bisa memfokuskan pada upaya-upaya inovasi daripada bukannya menjaga agar layanan data mereka berjalan dengan baik.
Dengan layanan terkelola, perusahaan-perusahaan dapat mengambil data mentah (raw data), menerapkan konteks dan analitik, serta melakukan pengambilan keputusan berbasis data.
Pada dasarnya, setelah perusahaan-perusahaan memahami data mereka, mereka dapat membangun siklus aliran pendapatan baru yang dapat menghasilkan data baru dan menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi pada pelanggan.
Selain itu, dengan memanfaatkan layanan terkelola yang sudah mapan memungkinkan berbagai perusahaan dapat lebih berfokus pada inovasi dan mengembangkan produk baru dengan memanfaatkan kumpulan data mereka.
Dengan begitu, mereka bisa menciptakan nilai tambahan yang dapat diekstraksi dari berbagai cara data mereka terkoneksi.
Komentar
Posting Komentar