Langsung ke konten utama

Ke Mana Arah dan Tujuan Transformasi Digital Indonesia?

 


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan sebanyak 275,77 juta jiwa pada 2022. Jumlah tersebut naik 1,13% dibandingkan pada tahun lalu yang sebanyak 272,68 juta jiwa.

Menurut usianya, 69,25% penduduk Indonesia berada di jenjang usia 15-64 tahun. Sebanyak 24% penduduk berusia 0-14 tahun. Kemudian, 6,74% penduduk berusia 65 tahun ke atas.

Melihat data tersebut jumlah penduduk kalangan muda berjumlah 69,25% itu menandakan potensi kaum muda mengalami tranformasi di bidang digital untuk tahun 2023-2024 di mana pertumbuhan ekonomi digital bisa mencapai 3,17 hingga 4,66%. Terlebih setelah Bappenas merilis Gerakan Making Indonesia 4.0 di mana pemerintah akan memanfaatkan ekonomi digital untuk meningkatkan perekonomian dari hulu-hilir.

Bukan tanpa alasan, kalangan millennial didampuk menjadi garda terdepan dalam perkembangan transformasi digital. Selain memiliki ide baru, mereka juga dianggap mampu mengakses dunia maya yang berkembang pesat saat ini. Sebut saja telah banyak para youtuber-youtuber muda, food vlogger serta selebgram yang dilahirkan lewat dunia maya dan mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah dengan sangat mudah. Parahnya, hal tersebut pula yang justru melenakan kalangan millennial saat ini. Mereka terhipnotis dan tergoda mendapatkan cuan dari akses dunia maya, tanpa mampu berinovasi dan memiliki daya cipta.

Bisa jadi muara transformasi digital di Indonesia ini hanya sebatas mendapatkan cuan dengan cepat dan mudah untuk dapat mengakses kebutuhan-kebutuhan material semata.

Ironisnya, para lulusan dunia informatika saat ini tidak tertarik mendalami dunia digital yang menakjubkan. Di samping itu pemerintah acap kali tidak mampu memberi apresiasi kepada kalangan muda hingga akhirnya daya cipta mereka diakui di negara lain. Kalaupun mereka bergerak, hanya sebatas sebagi user, sisanya hanya puas membuat konten-konten seperti tiktok ataupun youtube.

Di sisi lain, berkembangnya digitalisasi membuat banyak pekerjaan yang bersifat rutinitas tergantikan dengan penggunaan robot atauun aplikasi digital yang tak lagi membutuhkan banyak karyawan sehingga humanless terjadi di pelbagai perusahaan.

Arah Transformasi Digital yang Kebablasan

Kapitalisme menjadi biang kerok dari seluruh permasalahan negeri ini. Konsep bertumbuhnya digitalisasi tercoreng dengan kebutuhan mencari kesenangan belaka dan mendapatkan materi dengan mudah. Kemampuan ilmu akademik jauh terpinggirkan.

Semua kalangan berjuang mati-matian membuka kehidupan mereka dan menjual cerita mereka dengan sangat ikhlas di ruang publik hingga mendapatkan simpati plus pundi rupiah. Semua itu berkesinambungan antara mereka dengan penggiat platform media sosial yang ada. Kehidupan akhirnya bermuara pada mencari sebuah kesenangan materi sebanyak-banyaknya. Segala cara dilakukan untuk mendapatkannya.

Maka sudah barang tentu Tranformasi digital yang digadang-gadang pemerintah berbelok arah dalam penuntasannya karena minim regulasi serta edukasi kepada rakyat tentang visi misi perkembangan digitalisasi.

Massifnya pengguna media sosial akhirnya tidak lagi mempunyai pengaman bagi rakyat, situs-situs yang berbahaya bagi anak-anakpun kini kian mudah terakses, baik kejahatan umum ataupun kejahatan seksual yang dapat membahayakan jiwa bagi siapa saja termasuk anak-anak.

Maka seharusnya negara mengambil peran penting untuk mengembalikan niat serta tujuan perkembangan dunia digitalisasi di Indonesia pada khususnya.

Khatimah

Berkembangnya tranformasi digital adalah sebuah keniscayaan dan tidak mungkin menghilangkannya. Hanya saja negara harus mampu menjaga rakyat dari efek berkembangnya teknologi tersebut, agar menjadi tepat guna untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi di tengah umat.

Umat dikuatkan pemahamannya lebih dalam lagi dari sisi keterikatannya kepada Syari’at Allah SWT, agar setiap perbuatannya tidak mengandung perbuatan yang sia-sia.

Negara sejatinya mampu mengelola kalangan muda menjadi tenaga optimal dalam setiap pembangunan demi menjaga Negara dan bangsa tidak tergantung kepada barat, baik pemikiran ataupun teknologi, serta mandiri dengan kekuatan visi ideologinya. Hingga mampu membalik keadaan, Baratlah yang akan tunduk kepada bangsa ini.

Sumber: https://www.radarindonesianews.com/kemana-arah-dan-tujuan-transformasi-digital-indonesia/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengubah blog menjadi mesin uang

You probably know that while visits are nice, leads, well, are so much nicer. Simply put, blogging for the sake of driving more traffic to your website doesn’t cut it any more. You need to find a way to monetize your content. The real value lies in the ability to take this traffic and convert it into real leads, and eventually revenue, for your company. >  Learn how to monetize your content with Roojoom Back in 2014, HubSpot’s research found that marketers who prioritize blogging are  13 x more likely  to enjoy positive ROI. Not surprisingly, the same report found that marketers’ top two business concerns are increasing the number of leads generated, and turning those leads into customers. Once you’ve set your priorities straight, and start blogging at least once a week – if not twice or three times, it’s time to create a clear conversion path from your blog. This will help ensure that any top-of-the-funnel visitors can easily see what the next step is for th...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Tren Penggunaan AI di Indonesia

  Artificial Intelligence kini menjadi topik pembicaraan banyak orang berkat popularitas Generative AI (GAI) seperti   Midjourney   dan   ChatGPT . Namun, sebenarnya, AI sudah digunakan sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Selain itu, AI juga digunakan di berbagai bidang, dengan fungsi yang berbeda-beda pula. Di game, AI biasanya digunakan untuk menampilkan perilaku manusiawi dan responsif pada Non-Player Characters alias NPCs. Tak berhenti sampai di situ, AI kini juga bisa bermain game, layaknya manusia. Di 2017, AlphaGo buatan DeepMind berhasil mengalahkan pemain Go nomor satu di dunia,  Ke Jie . Sementara di 2019, OpenAI Five berhasil mengalahkan para pemain Dota 2 yang pernah menjadi juara dunia. Untuk mengetahui tren penggunaan AI di Indonesia, saya mengobrol dengan  Adhiguna Mahendra , Chief of Business, Product, and AI Strategy, Nodeflux. Awal Penggunaan AI di Indonesia Sebenarnya, AI sudah mulai digunakan di Indonesia sejak era 1980-an, u...