Langsung ke konten utama

Siapa juara adu strategi "e-commerce" di Tanah Air?

  


Tahun 2022 bisa dibilang menjadi tahun yang berat bagi banyak perusahaan teknologi, termasuk e-commerce, tak sedikit yang tumbang, namun tetap ada yang bertahan dengan merancang strategi baru agar terus eksis.

Strategi tak lagi sekadar menyiapkan promo dan diskon terbaik untuk menarik pengguna, tetapi meningkatkan kapasitas wadah penjual untuk bertahan atas bisnisnya.

Terdapat tiga e-commerce yang terkenal dan paling banyak dicari masyarakat Indonesia yakni Shopee, Tokopedia, dan Lazada.

Data dari App Annie di 2022 menunjukkan Shopee sebagai platform belanja daring nomor 1 di Indonesia dengan jumlah total unduhan di Google Play atau Apple Store terbanyak

Data dari SimilarWeb juga memperlihatkan pengunjung website Shopee menjadi terbanyak dengan rata-rata 181 juta pengunjung per bulan pada kuartal IV tahun 2022.

Disusul Tokopedia yang memiliki selisih pengunjung hingga 46 juta pengunjung dengan pengisi peringkat nomor satu atau memiliki rata-rata 135 juta pengunjung per bulan.

Diperkuat dengan laporan dari Perusahaan Riset Ipsos yang rilis di 2022 mengungkapkan peta jalan persaingan industri e-commerce.

Dari empat penilaian indikator survei yakni BUMO, Top of Mind, jumlah transaksi, serta nilai transaksi bisa dibilang ketiganya menjadi juara.

Secara rinci BUMO ialah indikator merek yang paling sering digunakan atau Brand Use Most Often.

Shopee mendapatkan nilai tertinggi untuk indikator BUMO dengan 54 persen, lalu disusul Tokopedia 30 persen, dan Lazada 13 persen.

Dalam indikator Top of Mind, Shopee juga menduduki peringkat pertama dengan 54 persen, Tokopedia 27 persen dan Lazada 12 persen.

Artinya Shopee adalah merek atau platform e-commerce yang paling diingat oleh mayoritas konsumen Indonesia.

Dari segi Indikator pangsa pasar jumlah transaksi (Share of Order), Shopee juga berhasil mencatatkan pangsa pasar jumlah transaksi tertinggi dalam tiga bulan transaksi yakni 41 persen, diikuti dengan Tokopedia 34 persen dan Lazada 16 persen.

Pada Indikator pangsa pasar nilai transaksi Shopee lagi-lagi menduduki peringkat pertama yang mencatatkan pangsa pasar nilai transaksi terbesar yaitu 40 persen, disusul oleh Tokopedia 30 persen dan Lazada sebesar 16 persen.

Terlihat dari data-data di atas Shopee menjadi salah satu pemimpin dan primadona di mata masyarakat dengan tawaran penjualan online yang konsisten membawa kemudahan berbelanja, melalui ragam inovasi, program, dan fitur interaktif baik untuk pembeli maupun penjual.

Bisnis Penjual

Riset Katadata Insights Center bertajuk "MSME Study Report: Peran Marketplace bagi UMKM" mengungkap bahwa sebanyak 57 persen pelaku usaha menyampaikan nilai penjualan terbesar berasal dari Shopee, yang diikuti oleh Tokopedia 28 persen, Lazada 6 persen, Bukalapak 3 persen, Blibli 2 persen, dan lainnya 3 persen.

Data ini semakin mengukuhkan posisi Shopee sebagai e-commerce pilihan utama tidak hanya bagi para pembeli, melainkan juga bagi para penjual yang berjualan online di platform e-commerce.

Para penjual tentunya merasakan manfaat yang besar dengan bergabung ke e-commerce karena kemudahan bertransaksi dan berinteraksi dengan pelanggan.

Dapat disimpulkan dari pemaparan di atas bahwa di tengah gempuran kondisi ekonomi global tak menentu dan segala perubahan yang telah terjadi, Shopee masih unggul dan menduduki peringkat jawara sebagai e-commerce terbesar pilihan pertama oleh mayoritas pengguna dan penjual di Indonesia.

Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Bima Laga, meyakini bahwa pertumbuhan e-commerce masih akan terus berlanjut meskipun masyarakat sudah aktif beraktivitas secara tatap muka setelah pelonggaran PPKM.

Dari pencapaian industri e-commerce yang masih terus berkembang, tentunya ketahanan para pemain masih menjadi kunci untuk menjaga persaingan yang sehat ini.

Apalagi di 2023 banyak prediksi ekonomi global yang membuat para pemain e-commerce menyusun strategi ulang agar tetap jadi jawara.

Menarik untuk memperhatikan bagaimana performa pemain e-commerce di tahun-tahun ke depan mengarungi kondisi ekonomi yang penuh dengan ketidakpastian dan tantangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...