Langsung ke konten utama

Dukung industri kreatif, Benefine Indonesia terus kembangkan bisnis digital



 Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Kalimat yang nampak klise ini, nyatanya menjadi kekuatan tersendiri bagi Benefine Indonesia.

Didirikan sejak 5 tahun yang lalu, Benefine Indonesia yang dipelopori oleh Dicky Firmansyah Napitupulu kini berkembang menjadi sebuah Digital Marketing Agency. 

Kesuksesan tersebut tentu ditempuh dengan kerja keras dan konsistensi dalam memberikan pelayanan yang optimal, sehingga mampu memberikan yang terbaik. 

"Kami berupaya untuk konsisten dalam memberikan service terbaik bagi klien. Tidak hanya di sektor marketing, kami juga memberikan layanan creative dan video production," ujar Dicky.

Jatuh bangun hingga ditipu rekan kerja pernah dirasakan oleh Dicky. Di usianya yang masih muda, menjadi seorang entrepreneur adalah sebuah tantangan baginya.

Dicky tidak hanya merintis Benefine Indonesia tetapi juga mengelola unit bisnis digital lain seperti DFN Production dan DFN Esport. Bisnis clothing Humanrise dan barbershop bernama Barberbin tak luput dari pengelolaannya.

Dengan relasi yang sangat luas dan memiliki kerjasama dengan berbagai brand, ratusan influencer dan public figure. Dicky bersama timnya mampu untuk memberikan pelayanan terbaik di bidang digital marketing.

“Awalnya kami hanya sebuah management kecil, namun dengan kepercayaan dari berbagai brand dan public figure, akhirnya kamu memutuskan untuk mengembangkannya menjadi digital marketing agency," ungkap Dicky.

Mengedepankan ide-ide kreatif dan up to date, Dicky yakin akan mampu memberikan solusi bagi kliennya untuk mampu lebih unggul dalam persaingan di dunia digital. 

Kontribusi terhadap perkembangan ekonomi kreatif Indonesia juga menjadi salah satu tujuan bersama agar perusahaan lokal mampu berkembang dan bersaing secara nasional.

Sumber: https://elshinta.com/ekspos/633/dukung-industri-kreatif-benefine-indonesia-terus-kembangkan-bisnis-digital

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka