Langsung ke konten utama

Virus Corona Masuk Indonesia, Hipmi Cari Solusi

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyampaikan konferensi pers terkait virus corona di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/3/2020)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menyatakan, virus corona yang menyerang berbagai negara, turut memengaruhi dunia usaha Tanah Air. Apalagi pada hari ini, Presiden Joko Widodo pun mengumumkan, wabah tersebut telah masuk Indonesia. "Tentunya (berpengaruh), makannya kan kita baru dapat info hari ini ada virus corona ya kan. Jadi Hipmi nanti akan berpikir bagaimana menyiasati hal tersebut, tentunya pasti ada efek (ke dunia usaha)," ujar Ketua Bidang Ekraf Pariwisata Koperasi UMKM Badan Pengurus Pusat Hipmi Rano Wiharta kepada wartawan, saat ditemui di Kementerian Koperian dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), Jakarta, Senin, (2/3).
Menurutnya, kabar hari ini yang menyebutkan dua orang Indonesia terkena virus corona cukup mengejutkan. "Ini baru hari ini ya kan, makanya Hipmi mau menanggulangi," tegas dia.
Dalam kunjungannya ke Kemenkop UKM, Rano menjelaskan, sebagaian besar anggota Hipmi merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). "Jadi paradigma orang di luar yang bilang anggota Hipmi pelaku usaha ke atas itu salah, karena hampir 30 persen sampai 40 persen, anggota kami UMKM," jelasnya.
Hal itu pula yang mendasari alasan hipmi bertemu Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki sore ini. Rano menuturkan, Hipmi meminta arahan Menkop agar bisa naik kelas. 
"Ke depan insya Allah, silahturahmi akan diteruskan. Hari ini hanya silaturahmi awal doang, nanti ke depan pertemuan-pertemuan akan aktif, akan kita sampaikan, jadi pada dasarnya Kemenkop mendukung UMKM pengusaha dari kalangan Hipmi," tutur Rano. 
Bentuk dukungan secara rincinya, kata dia, akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Sebab masih banyak kegiatan yang akan Hipmi lakukan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka