Langsung ke konten utama

Perluas saluran pinjaman, Modalku sasar mitra UKM Shopee

Perluas saluran pinjaman, Modalku sasar mitra UKM Shopee

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna memperluas pinjaman, fintech peer to peer lending PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku) menggandeng e-commerce Shopee. Kerjasama ini akan memberikan akses pinjaman kepada mitra UKM yang tergabung di ekosistem Shopee. 
Penjual di Shopee bisa mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa jaminan dari Rp 5 juta hingga Rp 250 juta. Seluruh proses pengajuan dilakukan melalui aplikasi Shopee dan hanya memakan waktu maksimal tiga hari kerja untuk proses pencairan dananya. “Shopee sebagai salah satu platform e-commerce yang sedang berkembang pesat saat ini memiliki visi yang sejalan dengan Modalku dalam hal mendukung usaha merchant online. Melalui kolaborasi ini, Modalku terus berkomitmen untuk menjadi platform fintech P2P lending pilihan merchant online di Indonesia," ujar Co-Founder & COO Modalku, Iwan Kurniawan dalam keterangan tertulis, Kamis (5/3).
Hingga Februari, ribuan penjual di Shopee sudah menggunakan dan merasakan manfaat dari pinjaman modal usaha ini. Sebagian besar dari penjual ini menggunakan dana yang didapatkan untuk pembelian stok produk. 
Asal tahu saja, Modalku menyediakan layanan peer-to-peer (P2P) lending, dimana peminjam bisa mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa jaminan hingga Rp 2 miliar yang didanai oleh pemberi pinjaman platform melalui pasar digital. 

Selain di Indonesia, Modalku juga beroperasi di Singapura dan Malaysia di bawah nama Funding Societies. Pada bulan Februari 2020, Grup Modalku telah berhasil mencapai penyaluran pinjaman usaha lebih dari Rp 12 triliun. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...