Langsung ke konten utama

BRI Dorong 30.000 Pelaku UMKM Go Online

BRI Dorong 30.000 Pelaku UMKM Go Online

JAKARTA - Tersedianya layanan online membuat pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki akses yang lebih luas dan mudah untuk berinteraksi dengan para pembeli. Melalui Indonesia Mall, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyiapkan market place dan mengajak mereka untuk menjual produknya secara e-commerce.

Corporate Secretary Bank BRI, Amam Sukriyanto, mengatakan berdasarkan riset dari McKinsey Global Institute, Indonesia merupakan negara yang terdigitalisasi dengan cepat. Dalam kurun 5 tahun (2015-2020), diperkirakan terdapat 50 juta pengguna baru layanan internet.

Pesatnya pertumbuhan digital online, salah satunya menciptakan peluang bagi pelaku UMKM dalam memperluas pemasaran. "Indonesia Mall merupakan platform kerjasama Bank BRI dengan pelaku e-commerce yang bertujuan untuk memfasilitasi UMKM binaan BRI dalam meningkatkan jangkauan penjualan produk mereka," ujar Amam di Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Beberapa e-commerce domestik yang telah bekerja sama dengan Indonesia Mall antara lain Tokopedia, Shopee, Blibli, Bukalapak, dan Blanja.com sedangkan untuk e-commerce regional ASEAN yaitu Qoo10. BRI pun pada tahun ini menargetkan 30.000 pelaku UMKM terdaftar di Indonesia Mall untuk bisa go online dan membuka 5 Hub baru di kota-kota Indonesia seperti Medan, Makassar, Palembang, Denpasar dan Semarang."Kalau sekarang mereka jual produk untuk di daerahnya saja secara konvensional, kini bisa dijual ke daerah lain bahkan hingga ke manca negara," kata Amam. Para pelaku UMKM yang berminat masuk dalam Indonesia Mall tidak melalui proses tahapan-tahapan yang sulit.

Nasabah cukup melengkapi data dan mendaftarkan usahanya dengan mengakses microsite Indonesia Mall di website BRI lewat tautan https://bri.co.id/web/indonesiamall. Selanjutnya, pihak penjual akan ditindaklanjuti untuk menyiapkan dokumentasi produk, mengirimkan sampel barang, hingga proses pengiriman barang ke gudang-gudang inventory yang dikelola oleh BRI.

Barang tersebut selanjutnya akan dibantu oleh BRI untuk dijual melalui platform Indonesia Mall. Menurut Amam, sepanjang tahun 2019 yang lalu, pelaku UMKM binaan BRI mencatatkan Gross Merchandise Value (GMV) hingga Rp3,2 miliar, berkontribusi menghimpun dana simpanan Rp800 juta dan mampu (feasible) mengajukan fasilitas pembiayaan usaha hingga Rp11,7 miliar.

Selain itu, sebanyak 11.000 pelaku UMKM dari 6 kota yang telah menjadi Hub seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, Surabaya dan Tangerang telah terdaftar di Indonesia Mall.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka