Langsung ke konten utama

Merawat Semangat dan Kontribusi Positif Persma Raden Intan



MINGGU (15/03/2020) siang menjelang sore tepatnya pukul 14.00 WIB, para penggiat Pers Mahasiswa (Persma) UIN Raden Intan Lampung, berkumpul bersama para alumni lintas generasi. Mulai dari pemimpin umum, pemimpin redaksi hingga reporter.
Kegiatan Meet and Greet bertajuk “Menjalin Silaturahmi untuk Persma yang Lebih Solid” ini dihelat di Pelataran Belakang Gedung Akademik Pusat UIN Raden Intan Lampung,
Kebanggaan, haru juga prihatin mewarnai perasaan saya yang duduk di antara jajaran orang-orang hebat dalam dunia pers kampus pada masanya masing-masing. Yaitu Hayatullah (Pemum 2010-2012), Ramdan (Pemum 2014-2015), Adi Setiadi (Pemum 2015-2016) yang ditemani beberapa pengurusnya yaitu Rozali, Aula, Wela dan Teguh.
Alhamdulillah, saya pernah juga ditempa dan dibesarkan dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang fokus pada dunia jurnalistik. Di sana saya menempati pososi tertinggi sebagai Pemum UKM Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM) UIN Radem Intan Lampung periode 2013-2014.
Ketika acara baru dimulai. Hayatullah, Pemum UKM LPM periode sebelum saya, menyoroti beberapa perubahan yang terjadi terutama soal nama kelembagaan sambil berbisik-bisik. “Namanya ganti ya. Kayaknya dulu masih UKM LPM, kok sekarang UKM Persma,”
Sontak saya pun ikut memperhatikan dengan seksama tulisan yang tertera dalam spanduk acara tersebut. Namun pertayaan Hayat -sapaan akrab Hayatullah- bisa terjawab cepat saat panitia memberikan sambutan. Ternyata memang sudah ada pergantian nama lewat forum Musyawarah Umum (MU) pada tahun 2018 lalu.
Akhirnya saya pun agak lega. “Alhamdulillah, masih sesuai dengan mekanismenya” kataku sambil menghela nafas.
Sorotan lainnya ialah soal produk pers atau platform yang dihasilkan oleh Persma Raden Intan Lampung saat ini. Terlebih, produk hasil terbitan dua periode kepengurusan terakhir. Baik bentuk dan isi tidak sesuai dengan apa yang ia ketahui dalam AD/ART pada masanya.
Dulu, lanjut Hayat, UKM LPM ini punya tiga produk yaitu buletin fobula, majalah renaissance dan SKM atau Koran Raden Intan.
Namun begitu, Hayat tetap mengapresiasi perkembangan produk yang dihasilkan adik-adik Persma lewat akun media sosial aktif dan website persma.radenintan.ac.id.
Di tengah derasnya kabar merebaknya wabah berbahaya covid-19 yang sudah ditetapkan sebagai pandemik oleh WHO. Hayat yang masih aktif berprofesi sebagai wartawan di Jawapos Group itu juga memberikan beberapa tips menulis berita agar menarik minat pembaca. Satu di antaranya adalah rukun iman berita Dahlan Iskan (Pendiri Jawa Pos). Dengan mencontohkan informasi soal wabah covid-19 yang mencakup rukun iman berita tersebut.
Rukun iman berita yang dimaksud ialah sebagaimana rukun iman bagi seorang muslim, tetapi ini konteksnya adalah berita yang berarti sesuatu hal yang harus dalam berita dan tidak boleh ditinggalkan. yakni tokoh, besar, dekat, yang pertama, human interest dan bermisi.
Dibawah pohon nan rindang disertai dengan cuaca yang mulai mendung, obrolan seputar dunia pers kampus semakin hangat. Hervin Yoki Pradikta, Sekretaris Umum sekaligus sahabat seperjuangan saya selama berproses dalam menjalankan amanah kepengurusan beberapa tahun silam ternyata didaulat sebagai Pembina UKM Persma Raden Intan sekarang.
Kebetulan dirinya memang sudah menjadi dosen tetap yang memiliki NIP di kampus UIN Raden Intan Lampung. Dalam sambutannya, Hervin-sapaan akrabnya, menyatakan siap membimbing adik-adik dan menjadikan UKM ini dapat menyesuaikan perkembangan revolusi industri 4.0.
Adzan Ashar berkumandang, kami pun beristirahat dan salat sejenak. Lalu hujan pun turun dengan sangat deras sehingga obrolan kami dilanjutkan ke sekretariat Persma UIN Raden Intan agar lebih dekat dan terbuka.
Benar saja, keluhan-keluhan klasik mulai disampaikan oleh para pengurus periode 2020-2021 yang dipimpin oleh Abimanyu. Seperti masalah anggaran dan keterbatasan ruang gerak (baca: mengkritisi kebijakan) sebagai selayaknya insan pers yang notabene menjadi pilar keempat sistem demokrasi.
Sambil menikmati rujak dan kopi hangat, kami pun selaku alumni menanggapi keluhan tersebut. Cerita pengalaman yang kami hadapi selama berproses di kampus pada masanya masing-masing menjadi pernyataan andalan kami. Kendati demikian, pengalaman itulah yang mengajarkan dan membentuk pola sikap kami dalam menghadapi tantangan kehidupan hingga saat ini.
Tidak terasa hari mulai beranjak gelap yang menandakan waktu salat Magrib tiba. Kami pun kemudian menutup acara tersebut seraya berharap semoga pers mahasiswa tetap hidup dan dapat memberikan kontribusi positif di kampus UIN Raden Intan Lampung tercinta ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka