Langsung ke konten utama

Perlu Kebijakan Satu Pintu Bagi Koperasi dan UMKM

Pekerja menyelesaikan proses penggorengan kerupuk di salah satu sentra produksi kerupuk rumahan Desa Suak Ribe, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Senin (25/2). Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyatakan akan mendata pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk memudahkan penyaluran gas subsidi dengan pola yang baru.

REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah diminta segera merealisasikan rencana penerapan kebijakan satu pintu atas seluruh program penguatan koperasi dan UMKM yang saat ini tersebar di 18 kementerian dan lembaga.
Pakar dan praktisi ekonomi koperasi, Chandra Vokav Saritua di Jakarta, Sabtu (29/2) mengatakan kebijakan satu pintu bagi pemberdayaan koperasi dan UKM akan menjadikan anggaran pemberdayaan bagi koperasi dan UKM semakin efektif.
“Hal ini akan jadi bukti kerja konkret dari total anggaran Rp33 triliun pemberdayaan koperasi dan UKM yang tersebar di banyak kementerian/lembaga akan lebih efektif,” katanya.
Kebijakan satu pintu  juga akan membuat program pemberdayaan UMKM dapat direncanakan dengan seksama. “Ultimate goal yang jelas, peta jalan yang detil, dan time frame yang menantang akan dapat tersusun dengan gamblang," kata Ketua Bidang Koperasi Digital Asosiasi Koperasi Simpan Pinjam Indonesia (Askopindo) ini.

Menurut dia, hal terpenting sekarang yaitu strategi tepat yang bisa menjadi prioritas dalam onegatepolicy dalam pemberdayaan UMKM. Chandra yakin anggaran Rp 33 triliun per tahun sangat cukup membuat ekonomi kerakyatan naik kelas agar dapat mengatasi defisit neraca perdagangan serta visi besar Indonesia Maju 2030 dapat terealisasi.

Chandra mengatakan  sedikitnya ada tiga stategi yang layak jadi prioritas. Pertama, dibutuhkan pendataan secara detail terkait kondisi industri pangan meliputi pertanian, peternakan, dan perikanan yang komprehensif. Aplikasi digital mutlak dibutuhkan untuk membangun big data pemetaan petani dan nelayan di seluruh daerah.
"Kita harus tahu persis di mana saja barang impor hasil pertanian senilai total 10 miliar dolar AS itu diserap. Jadi kita tahu harus fokus di mana mendorong, melatih, dan mendampingi para petani baru guna memproduksi komoditas yang bersaing kualitasnya dalam misi perwujudan kedaulatan pangan," kata inovator Koperasi Digital Indonesia ini.
Hal kedua, menggalakkan program inkubasi peningkatan kapasitas bagi UMKM meliputi kemampuan analisis usaha, akuntansi, pengolahan produk, pemasaran dan teknologi digital.
Selain sebagai inkubator, koperasi dapat ditugaskan jadi agregator bagi pesantren dalam pendirian Bank Wakaf Mikro yang saat ini dinilai belum berhasil.
"Penting dilatihkan bagi UMKM pertanian dan perikanan tentang pengendalian mutu atas pengolahan produk agar bersaing dengan produk impor. Admin keuangan dan penguasaan teknologi digital pun signifikan pengaruhnya agar UMKM dipercaya untuk diberikan penguatan modal," kata Chandra yang juga penulis "The Ma'ruf Amin Way" ini.
Terakhir, menjadi penting dibentuk sebuah lembaga khusus melalui Peraturan Presiden (Perpres) sebagai percepatan koordinasi satu pintu dan memastikan semua program pemberdayaan UMKM dalam transformasi ekonomi berjalan maksimal.
Chandra mengusulkan nama lembaga tersebut adalah Badan Nasional Percepatan Transformasi Ekonomi yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
"Badan Nasional tersebut juga diberi tugas sebagai eksekutor pemberdayaan koperasi petani dan nelayan. Dan melakukan edukasi secara luas kepada masyarakat untuk lebih cinta produksi dalam negeri," katanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka