Wabah virus corona di Indonesia bisa jadi malapetaka bagi Usaha Kecil Menengah (UKM). Dengan imbauan physical distancing yang dicanangkan pemerintah, aktivitas tatap muka yang memerlukan kehadiran fisik dipastikan akan berkurang.
Dampaknya, pedagang UKM bisa jadi mengalami penurunan penjualan. Para konsumen yang biasanya keluar rumah dan mendatangi lapak pedagang untuk membeli sesuatu, tentu jumlahnya bakal berkurang dengan kondisi saat ini.
Namun, dampak dari physical distancing sebenarnya dapat diatasi melalui e-commerce. Melalui platform marketplace online, para pedagang bisa tetap terkoneksi dengan konsumen secara digital. Kebanyakan warga pun sekarang lebih banyak memilih belanja online.
Physical distancing begini sebenarnya dapat menjadi momen yang pas untuk orang mulai mendirikan Usaha Kecil Menengah-nya. Apalagi bagi pekerja lepas (freelance) dan pekerja harian (daily worker) yang pemasukannya menjadi tidak pasti karena banyak kantor sedang membatasi aktivitas karyawannya di luar rumah.
Di saat aktivitas saat ini yang lebih banyak di rumah, itu berarti lebih banyak waktu yang bisa dipakai untuk mematangkan ide dan rencana UKM yang hendak kamu buat. Namun, memulai berdagang online bukan perkara yang mudah jika tak memiliki pengetahuan dan pengalaman.
Untungnya, sejumlah platform e-commerce memiliki program pelatihan untuk pedagang UKM baru yang hendak belajar mendirikan usahanya secara online. Salah satu program yang sudah berdiri lama dalam hal pelatihan UKM adalah Lazada University.
Melalui Lazada University, kamu bisa mempelajari topik-topik berdagang online mulai dari strategi promosi, cara berkomunikasi dengan konsumen, peluang yang bisa diambil untuk jangka pendek, hingga cara menganalisis potensi masa depan dalam bisnis kamu. Layanan belajar ini juga tersedia melalui tutorial, video, dan webinar yang tersedia secara online, sehingga kamu tak perlu lagi pusing-pusing untuk ke luar rumah.
Salah satu contoh mereka yang mampu memaksimalkan e-commerce adalah Imam Asyari, seorang pedagang online aksesori motor di Lazada. Laki-laki yang akrab dipanggil Ali ini bercerita, salah satu fitur Lazada yang paling bermanfaat untuknya adalah IM Chat. Melalui fitur itu, dia dapat membalas pesan dari konsumen hingga memberi tahu barang dagangannya yang terbaru kepada calon pembeli.
"Saya coba terus untuk pelajari semua fitur yang disediakan dan bagaimana sistem di Lazada bekerja," kata Ali. "Ada komunitas seller juga di daerah saya, jadi saya sesekali bisa belajar di sana."
Komunitas seller yang kuat ini saling dimanfaatkan para seller lain untuk belajar dan berbagi pengalaman mereka. Gerakan semacam ini memberi dampak besar bagi UKM karena ini juga jadi ajang bagi mereka untuk saling kenal satu sama lain dan berjejaring. Bukan tidak mungkin mereka bisa saling berkolaborasi untuk menjelajahi peluang baru.
Sejumlah pedagang juga ada yang mengambil langkah untuk menitipkan produk dagangannya di gudang Lazada yang kini tersedia 12 gudang utama di seluruh Indonesia. Mereka yang sudah titip produk di gudang pasti sangat terbantu dalam kondisi physical distancing seperti sekarang, karena proses pengemasan hingga pengiriman barang telah diurus oleh Lazada. Dengan demikian, physical distancing tak lagi jadi hambatan untuk tetap berjualan.
Dengan model seperti ini pula, UKM bisa memikirkan hal lain yang lebih berorientasi pada pengembangan produk atau pemasaran, karena urusan pengemasan dan pengiriman barang sudah diselesaikan oleh mitra e-commerce.
Komentar
Posting Komentar