Langsung ke konten utama

BKKBN komitmen digitalisasi arsip manfaatkan "big data" keluarga





Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Hasto Wardoyo berkomitmen lembaganya akan melakukan digitalisasi arsip agar bisa memanfaatkan "big data" atau data raksasa tentang kependudukan dan keluarga Indonesia untuk berbagai program pemerintah.
"Itulah makanya arsip ini harus ada kerja keras di era digitalisasi, ini harus mentransformasi arsip dari 'hardcopy' ke 'softcopy' ini butuh kerja keras untuk mengarsipkan," kata dia di Jakarta, Jumat.
Ia mengungkapkan hasil penilaian lembaga pengarsipan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) kepada BKKBN masih sangat buruk, yaitu 59,14 dari total nilai 100.

Oleh karena itu, dia meminta kepada Kepala Biro Umum BKKBN segera menyelesaikan masalah kearsipan tersebut.
Ia menargetkan dalam tiga bulan ke depan untuk menyelesaikan kearsipan lama BKKBN, sementara setelahnya menyelesaikan pemutakhiran data dengan menggunakan digitalisasi agar bisa dilakukan pemanfaatan data raksasa untuk berbagai program pemerintah.

Baca juga: BKKBN usulkan UU Keluarga Nasional tanpa mengatur privasi
Hasto yang mantan Bupati Kulon Progo tersebut, menjelaskan bahwa kearsipan memegang peranan penting untuk mengumpulkan data-data keluarga di Indonesia.

Terlebih, katanya, BKKBN saat ini sedang mengembangkan Sistem Informasi Keluarga (Siga) dengan pendataan di enam provinsi.
Tahun depan, rencananya BKKBN mendata 33 juta keluarga di seluruh Indonesia untuk data penunjang pelaksanaan program pemerintah.
Oleh karena itu, Hasto mengatakan BKKBN menambah tenaga untuk mengerjakan kearsipan data keluarga Indonesia guna mencapai penilaian yang baik dari ANRI.
"Kalau arsipnya tidak bagus sangat fatal karena ini 'database' keluarga dan masyarakat dan data penting, ada rahasia juga di situ. Kalau menurut saya data BKKBN itu besar sekali karena kita langsung dari desa, lewat penyuluh KB. Siga mulai tahun depan akan dilakukan," kata Hasto.
sumber: https://sumsel.antaranews.com/nasional/berita/1355366/bkkbn-komitmen-digitalisasi-arsip-manfaatkan-big-data-keluarga?utm_source=antaranews&utm_medium=nasional&utm_campaign=antaranews

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka