Langsung ke konten utama

Respons Dampak Corona, Kemenkop Lakukan Pendataan UMKM



REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) melakukan pendataan nasional terhadap koperasi dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di seluruh Tanah Air. Kegiatan ini untuk merespons dampak wabah virus corona terhadap usaha Koperasi dan UMKM (KUKM).
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengaku sangat menyadari penyebaran corona berpotensi berdampak ke ekonomi khususnya terhadap keberlangsungan KUMKM. “Kami sangat memahami, ini akan berdampak signifikan bagi kelangsungan usaha KUMKM kita,” ujarnya melalui siaran pers pada Senin, (16/3).
Kemenkop UKM, lanjutnya, melakukan pendataan secara nasional. “Laporkan kondisi usaha KUMKM apabila mengalami kesulitan bahan baku, proses produksi terganggu, atau permintaan pasar menurun drastis,” kata Teten.
Ia menegaskan, pemerintah terus berupaya mencarikan solusi tepat bagi keberlangsungan KUMKM. “Hubungi Call Center 1500-587, Senin-Jumat antara pukul 08.00-15.00 WIB,” ujarnya.
Teten juga mengajak para pelaku Koperasi dan UMKM di Indonesia tetap optimistis. Hanya saja harus tetap selalu waspada.
Sebelumnya Teten menuturkan, pemerintah mengambil langkah antisipasi demi mempertahankan daya beli masyarakat di tengah mewabahnya virus corona di Indonesia. Langkah itu di antaranya menyiapkan paket stimulus market.
Dia menuturkan, kebijakan stimulus market tersebut masih dibahas oleh Kementerian Keuangan. Sehingga ia belum bisa merinci stimulus market tersebut. “Kami lagi menyiapkan satu stimulus untuk menggerakan UMKM. Hanya saja lagi dibahas sama Menteri Keuangan,” kata dia.
Teten mengakui isu corona tidak memberi dampak signifikan terhadap UMKM. Meski begitu menurut Teten, agar usahanya tetap berkelanjutan, momentum ini harus dijadikan peluang bagi UMKM untuk menyubtitusi beragam produk impor.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka