Langsung ke konten utama

Ninja Pack Dukung Industri UMKM

Ninja Pack Dukung Industri UMKM



INDUSTRY.co.id - Jakarta-  Ninja Xpress, penyedia layanan logistik last mile terkemuka di Asia Tenggara, menghadirkan layanan Ninja Pack di Indonesia sebagai layanan pengiriman tarif flat ke seluruh penjuru negeri. Layanan Ninja Pack adalah wujud komitmen Ninja Xpress dalam mendukung bisnis UMKM serta memajukan industri logistik tanah air dengan cara pemerataan distribusi logistik dan perekonomian di setiap daerah di seluruh pelosok Indonesia.
Kehadiran Ninja Pack ini sejalan dengan program pemerintah dalam menjadikan pengembangan UMKM sebagai program prioritas. Seperti yang kita ketahui, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam menggerakkan roda ekonomi Indonesia. Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) mencatat jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 59,2 juta. Sebanyak 3,79 juta diantaranya sudah memanfaatkan platform online dalam produk mereka. Disamping hal itu, menurut Kemenkop UKM biaya logistik dan internet menjadi salah satu permasalahan pengembangan pelaku UKM di luar Pulau Jawa.
“Layanan Ninja Pack adalah komitmen kami untuk menjawab salah satu kendala dan tantangan dalam pemberdayaan UMKM, terutama dalam sisi logistik dan cash flow operation. Tarif flat kami harapkan dapat memberikan efisiensi biaya bagi UMKM agar bisnis mereka dapat terus bertumbuh. Sehingga, kedepannya hal ini dapat memperkuat UMKM untuk menjadi salah satu roda penggerak ekonomi Indonesia.” ujar Ignasius Eric Saputra, Country Head Ninja Xpress Indonesia.
Bagi para pelaku UMKM, layanan Ninja Pack akan memberikan kenyamanan serta kemudahan agar dapat menyasar lebih banyak konsumen dengan jangkauan yang lebih luas di seluruh Indonesia, dengan mengedepankan efisiensi biaya kirim barang yang saat ini belum merata di setiap daerah.
“Ninja Pack sangat berperan dalam pengembangan bisnis usaha saya, membantu menaikan sales dari pelanggan kami di daerah, kurang lebih 10%. pengiriman lebih mudah khususnya dengan tarif flat yang diberikan layanan ini sendiri terutama pengantaran ke luar kota, sehingga dapat menjangkau customer kami lebih luas. ” ujar Ibu Adin, pelaku UMKM di Jakarta yang memasarkan produk mukena.
Pemilik UMKM dapat menikmati tarif flat untuk pengiriman barang dalam kota dengan tarif Rp. 9.000,- dan antar kota dengan tarif Rp 30.000,- dari Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Malang, Semarang, Yogyakarta, Wonosobo, Bali, Karawang, Sukabumi, Kuningan ke seluruh Indonesia dengan kualitas yang sama seperti layanan pengiriman reguler. Harga flat tersebut berlaku selama barang yang akan dikirim bisa masuk ke kantong Ninja Pack tanpa memperhatikan berat dari barang tersebut.
Ninja Pack, Inovasi Tarif Flat untuk Peminta Belanja Online
Ninja pack adalah layanan dengan konsep pengiriman all-you-can-fit dalam bentuk  kantong berukuran F4 yang digunakan untuk mengirim barang dengan cara prepaid atau dibeli sebelum digunakan tanpa menghitung volume barang yang akan dikirim. Untuk pengiriman, kurir akan datang untuk menjemput paket di rumah ataupun lokasi bisnis UMKM.
Layanan Ninja Pack juga dipersembahkan Ninja Xpress untuk menjawab permintaan pasar khususnya Penggelut Social Commerce atau pelaku bisnis online. Berdasarkan data, jumlah pelaku bisnis online pengguna Ninja Pack tertinggi adalah di Jabodetabek dan Jawa barat dengan jumlah mencapai lebih dari 80% dari total pengiriman ke wilayah lain di Indonesia. Dengan wilayah tujuan pengiriman terbesar adalah ke Sulawesi dan Sumatera.
Mckinsey memproyeksikan pasar e-commerce Indonesia pada tahun 2022 akan tumbuh menjadi 55 miliar dollar AS hingga 65 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 808 triliun hingga Rp 955 triliun.
Dengan kehadiran layanan Ninja Pack diharapkan tentunya tidak hanya membuka peluang bagi pelaku UKM untuk melakukan pengembangan bisnisnya tetapi, juga mendukung cost efficiency bisnis yang membutuhkan layanan logistik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...