Langsung ke konten utama

Dukung UMKM, Ninja Xpress Luncurkan Ninja Pack



KANALSATU - Ninja Xpress, penyedia layanan logistik last mile terkemuka di Asia Tenggara, menghadirkan layanan Ninja Pack di Indonesia sebagai layanan pengiriman tarif flat ke seluruh penjuru negeri. Layanan Ninja Pack adalah wujud komitmen Ninja Xpress dalam mendukung bisnis UMKM.

"Kehadiran Ninja Pack ini sejalan dengan program pemerintah dalam menjadikan pengembangan UMKM sebagai program prioritas. Seperti yang kita ketahui, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam menggerakkan roda ekonomi Indonesia," kata Country Head Ninja Xpress Indonesia, Ignasius Eric Saputra, Jumat (28/2/2020).

Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) mencatat jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 59,2 juta. Sebanyak 3,79 juta diantaranya sudah memanfaatkan platform online dalam produk mereka.

Disamping hal itu, menurut Kemenkop UKM biaya logistik dan internet menjadi salah satu permasalahan pengembangan pelaku UKM di luar Pulau Jawa.

“Layanan Ninja Pack adalah komitmen kami untuk menjawab salah satu kendala dan tantangan dalam pemberdayaan UMKM, terutama dalam sisi logistik dan cash flow operation. Tarif flat kami harapkan dapat memberikan efisiensi biaya bagi UMKM agar bisnis mereka dapat terus bertumbuh. Sehingga, kedepannya hal ini dapat memperkuat UMKM untuk menjadi salah satu roda penggerak ekonomi Indonesia.” ujarnya.

Layanan Ninja Pack juga dipersembahkan Ninja Xpress untuk menjawab permintaan pasar khususnya Penggelut Social Commerce atau pelaku bisnis online. Berdasarkan data, jumlah pelaku bisnis online pengguna Ninja Pack tertinggi adalah di Jabodetabek dan Jawa barat dengan jumlah mencapai lebih dari 80 persen dari total pengiriman ke wilayah lain di Indonesia. Wilayah tujuan pengiriman terbesar adalah ke Sulawesi dan Sumatera.

Mckinsey memproyeksikan pasar e-commerce Indonesia pada tahun 2022 akan tumbuh menjadi 55 miliar dollar AS hingga 65 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 808 triliun hingga Rp 955 triliun.

Dengan kehadiran layanan Ninja Pack diharapkan tentunya tidak hanya membuka peluang bagi pelaku UKM untuk melakukan pengembangan bisnisnya tetapi, juga mendukung cost efficiency bisnis yang membutuhkan layanan logistik.

Bagi para pelaku UMKM, layanan Ninja Pack akan memberikan kenyamanan serta kemudahan agar dapat menyasar lebih banyak konsumen dengan jangkauan yang lebih luas di seluruh Indonesia.

“Ninja Pack sangat berperan dalam pengembangan bisnis usaha saya. Dengan pengiriman yang lebih mudah, kami dapat menjangkau customer lebih luas sehingga sales juga meningkat sekitar 10 persen," ujar Ibu Adin, pelaku UMKM di Jakarta yang memasarkan produk mukena.

Pemilik UMKM dapat menikmati tarif flat untuk pengiriman barang dalam kota dengan tarif Rp. 9.000,- dan antar kota dengan tarif Rp 30.000,- dari Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Malang, Semarang, Yogyakarta, Wonosobo, Bali, Karawang, Sukabumi, Kuningan ke seluruh Indonesia dengan kualitas yang sama seperti layanan pengiriman reguler. Harga flat tersebut berlaku selama barang yang akan dikirim bisa masuk ke kantong Ninja Pack tanpa memperhatikan berat dari barang tersebut.

Ninja pack adalah layanan dengan konsep pengiriman all-you-can-fit dalam bentuk kantong berukuran F4 yang digunakan untuk mengirim barang dengan cara prepaid atau dibeli sebelum digunakan tanpa menghitung volume barang yang akan dikirim. Untuk pengiriman, kurir akan datang untuk menjemput paket di rumah ataupun lokasi bisnis UMKM. (KS-5)
sumber: http://kanalsatu.com/id/post/54273/dukung-umkm--ninja-xpress-luncurkan-ninja-pack

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata...

Stafsus Presiden Andi Taufan Apresiasi Pengembangan UMKM di Banyuwangi

Banyuwangi (beritajatim.com) –  Staf Khusus Presiden Indonesia, Andi Taufan Garuda Putra bertemu dengan sejumlah pelaku UMKM di Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. Andi Taufan berdialog langsung dengan para pelaku usaha untuk menyerap langsung berbagai usulan dan permasalahan yang dialami. “Saya berdiskusi dengan pak presiden setiap dua minggu atau sebulan sekali  tentang bagaimana UMKM bisa naik kelas. Apa yang saya dapat dari dialog ini, menjadi bahan kami untuk menyampaikan gagasan-gagasan inovatif pengembangan UMKM,” ungkap Andi, Kamis (30/1/2020). Dari hasil dialog tersebut, lanjut Andi, tantangan UMKM berkisar pada tiga hal. “Secara holistik untuk meningkatkan UMKM itu, yang pertama masalah produk, bagaimana menambah value dengan desain kemasan dan lain sebagainya. Selanjutnya adalah kompetensi. Terutama dalam kompetensi dalam menajemen keuangan. Dan yang terakhir, adalah akses pasar,” jelasnya. Dari tiga hal tersebut, Andi menilai Banyuwangi jauh le...