Langsung ke konten utama

Advotics Sasar Perluasan Bisnis Lewat Digitalisasi UKM Indonesia

(Kiri ke Kanan) CEO Advotics Boris Sanjaya, Head of Growth Advotics Venny Septiani, CTO Advotics Hendi Chandi, CPO Advotics Jeffry William Tani, dan perwakilan Danone Indonesia Ardhi Hiang Sawak menunjukkan aplikasi Advotics.

JAKARTA, investor.id - Perusahaan teknologi analitik rantai pasok asal Indonesia, Advotics, menyasar perluasan bisnis lewat dukungan terhadap upaya digitalisasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Digitalisasi UKM menjadi isu penting di tanah air karena menurut data Kementerian Koperasi dan UKM pada 2018 tercatat sebanyak 783.132 usaha kecil dan 60.702 usaha menengah. “Sebagai perusahaan yang berdiri dengan misi untuk mengatasi tantangan sebagian besar perusahaan dalam mengelola dan melacak operasional penjualan dan distribusi produk secara manual, Advotics ingin menjadi mitra UKM Indonesia dalam melakukan transformasi digital,” kata Co-Founder & CEO Advotics Boris Sanjaya dalam sesi jumpa media di Jakarta, Kamis (12/3). Lebih lanjut, Boris mengatakan bahwa Advotics mampu menyediakan platform berbasis cloud untuk mendigitalkan tenaga kerja, jaringan bisnis, serta aset dan produk fisik milik perusahaan. “Pemanfaatan teknologi yang tepat sangat memungkinkan UKM untuk meningkatkan produktivitas dan performa bisnis karena sistemnya yang online dan dapat dengan mudah diakses kapan saja,” katanya Hal senada juga disampaikan oleh Head of Growth Advotics, Venny Septiani yang menjelaskan tentang manfaat solusi Workforce Management System Advotics yang telah terbukti berhasil meningkatkan kunjungan tenaga pemasar (salesman) ke toko sebesar 40% dan penjualan hingga 53%. (Kiri ke Kanan) Momen Chief Executive Office Advotics Boris Sanjaya menyerahkan apresiasi kepada Perwakilan Danone Indonesia, Ardhi Hiang Sawak Tujuan utama solusi ini adalah mengubah data dari aktivitas perdagangan dan pekerjaan offline di lapangan menjadi data berguna yang bisa membantu tim manajemen dalam membuat keputusan bisnis penting seperti penetrasi penjualan, produktivitas, serta strategi penjualan ritel. “Sebanyak 40% pelanggan Advotics saat ini merupakan mereka yang termasuk dalam usaha kecil dan menengah, meskipun dari segi jumlah pengguna solusi tentunya berbeda,” kata Venny. Dalam hal ekspansi bisnis UKM, Venny memberi contoh salah satu produsen produk minuman bubuk di Yogyakarta yang menggunakan solusi Advotics dapat meningkatkan jumlah karyawan sales dan merchandiser yang semula 20 menjadi 60. “Dengan adaptasi solusi Advotics, UKM tersebut dapat mendigitalkan bisnisnya sehingga mereka juga bisa lebih fokus dalam hal yang strategis seperti akuisisi toko baru, memastikan display barang dan optimalisasi stok produk,” kata Venny. Advotics didirikan dengan misi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi sebagian besar perusahaan karena masih mengandalkan metode offline dalam mengelola dan melacak operasional penjualan dan distribusi produk. Banyaknya dokumen yang harus dikelola secara manual, para pebisnis tersebut menghabiskan banyak waktu untuk pekerjaan rutin, bukan untuk yang bersifat strategis. Saat ini Advotics juga telah dipercaya oleh sejumlah brand dari segmen korporasi, yang meliputi ExxonMobil, HM Sampoerna (afiliasi dari Philip Morris International), Danone, Mulia Group, Saint Gobain, Nutrifood, dan Indosurya. Pada Mei 2019, Advotics memperoleh pendanaan awal senilai US$ 2,7 juta (Rp 39 miliar) yang dipimpin oleh East Ventures. Pendanaan tahap awal tersebut digunakan Advotics untuk mengembangkan lebih banyak teknologi dan solusi untuk pelanggan, serta mempercepat pertumbuhan pengguna.

sumber: https://investor.id/business/advotics-sasar-perluasan-bisnis-lewat-digitalisasi-ukm-indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengubah blog menjadi mesin uang

You probably know that while visits are nice, leads, well, are so much nicer. Simply put, blogging for the sake of driving more traffic to your website doesn’t cut it any more. You need to find a way to monetize your content. The real value lies in the ability to take this traffic and convert it into real leads, and eventually revenue, for your company. >  Learn how to monetize your content with Roojoom Back in 2014, HubSpot’s research found that marketers who prioritize blogging are  13 x more likely  to enjoy positive ROI. Not surprisingly, the same report found that marketers’ top two business concerns are increasing the number of leads generated, and turning those leads into customers. Once you’ve set your priorities straight, and start blogging at least once a week – if not twice or three times, it’s time to create a clear conversion path from your blog. This will help ensure that any top-of-the-funnel visitors can easily see what the next step is for th...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Tren Penggunaan AI di Indonesia

  Artificial Intelligence kini menjadi topik pembicaraan banyak orang berkat popularitas Generative AI (GAI) seperti   Midjourney   dan   ChatGPT . Namun, sebenarnya, AI sudah digunakan sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Selain itu, AI juga digunakan di berbagai bidang, dengan fungsi yang berbeda-beda pula. Di game, AI biasanya digunakan untuk menampilkan perilaku manusiawi dan responsif pada Non-Player Characters alias NPCs. Tak berhenti sampai di situ, AI kini juga bisa bermain game, layaknya manusia. Di 2017, AlphaGo buatan DeepMind berhasil mengalahkan pemain Go nomor satu di dunia,  Ke Jie . Sementara di 2019, OpenAI Five berhasil mengalahkan para pemain Dota 2 yang pernah menjadi juara dunia. Untuk mengetahui tren penggunaan AI di Indonesia, saya mengobrol dengan  Adhiguna Mahendra , Chief of Business, Product, and AI Strategy, Nodeflux. Awal Penggunaan AI di Indonesia Sebenarnya, AI sudah mulai digunakan di Indonesia sejak era 1980-an, u...