Langsung ke konten utama

Indonesia dan Belanda Sepakat Kerja Sama Koperasi Pertanian

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di Jakarta melakukan pertemuan bilateral dengan delegasi pemerintah Kerajaan Belanda yang dipimpin oleh Wakil Menteri Pertanian, Alam dan Kualitas Pangan Kerajaan Belanda Jan-Kees Goet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Belanda sepakat bekerja sama memperkuat dan mengembangkan koperasi pertanian dengan mengadopsi keunggulan yang dimiliki oleh kedua negara. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di Jakarta melakukan pertemuan bilateral dengan delegasi pemerintah Kerajaan Belanda yang dipimpin oleh Wakil Menteri Pertanian, Alam dan Kualitas Pangan Kerajaan Belanda Jan-Kees Goet.“Kami sepakat kerja sama pengembangan koperasi pertanian Indonesia dengan koperasi di Belanda,” katanya, Kamis (12/3).
Menteri Teten ingin mengadopsi kesuksesan koperasi pertanian Belanda untuk diterapkan di Indonesia. Karena menurutnya, koperasi pertanian di Belanda telah banyak yang besar dan berkembang pesat. Bahkan telah menjadi salah satu perusahaan besar di dunia.
"Kita tawarkan kerja sama pengembangan koperasi pertanian di Indonesia dengan koperasi pertanian di Belanda. Koperasi pertanian di Belanda besar dan berkembang pesat, bahkan menjadi perusahaan besar. Kita ingin mengadopsi model koperasi Belanda untuk disesuaikan di Indonesia," kata Teten.
Pihaknya juga mendorong adanya investasi dari koperasi Belanda dengan koperasi Indonesia selain juga agar bisa terwujud adanya transfer pengetahuan, inovasi, dan manajemen.
Ia mengatakan, koperasi Indonesia yang masih kurang berkembang adalah koperasi yang bergerak di sektor riil. Sehingga diharapkan dengan kerja sama itu, maka produksi pertanian Indonesia bisa masuk ke Belanda.
Menteri Teten menjelaskan, delegasi Belanda di antaranya tertarik dengan kokopit untuk media pertanian di Negeri Kincir Angin tersebut.
"Mereka tertarik dengan produk kokopit yang ada di Smesco, untuk media pertanian. Tapi kita harus perhatikan bahwa pasar Eropa sensitif dengan isu lingkungan," tambah Teten.
Menkop dan UKM mengaku telah menginformasikan hal tersebut kepada Kementerian Luar Negeri, untuk segera ditindaklanjuti menjadi kerja sama bilateral Indonesia dengan Kerajaan Belanda.
"Ini akan dijadikan kerja sama bilateral dengan Belanda. Sudah diinformasikan dengan Kemlu," ujarnya.
Sebelum melakukan pertemuan bilateral, Menkop dan UKM Teten Masduki mengajak delegasi Kerajaan Belanda untuk melihat produk produk unggulan UMKM Indonesia di Gedung Smesco Indonesia Jakarta.
Teten Masduki memperkenalkan gedung Smesco sebagai pusat pengembangan UKM di Indonesia, tempat dimana seluruh informasi, fasilitas, dan promosi disediakan bagi UKM dan Koperasi.
"Gedung ini, SMESCO merupakan singkatan dari SMEs and Cooperatives. Kami menyebut tempat ini sebagai The Center of Excellence of SMEs and Cooperatives yang melaksanakan fungsi sebagai pusat pengembangan UKM di Indonesia, tempat dimana seluruh informasi, fasilitas, dan promosi disediakan bagi UKM dan Koperasi," kilahnya.
Ia juga menjelaskan tentang kondisi UMKM di Indonesia yang berdasarkan data BPS pada 2018, Indonesia memiliki 64 juta unit usaha mikro, kecil, dan menengah yang merupakan penyumbang 60 persen PDB negara ini.
“Dan dalam era digitalisasi, kami fokuskan program pengembangan UKM untuk go global agar mampu melahirkan UKM yang berdaya saing," kata Teten.
Sementara itu Wakil Menteri Pertanian, Alam dan Kualitas Pangan Kerajaan Belanda Jan-Kees Goet mengatakan, bahwa kerja sama antara Indonesia dan Belanda akan menguntungkan sektor UMKM di Indonesia.
Ia juga optimistis, jika kerja sama itu terwujud maka akan membuat UMKM Indonesia lebih berkembang, inovatif, dan akan lebih mudah masuk ke pasar Internasional.
"Kerja sama ini bisa menguntungkan UMKM di Indonesia. UMKM akan bisa berkembang, inovatif, dan masuk ke pasar internernasional," tegasnya.
Hadir mendampingi Menkop dan UKM di antaranya Deputi Produksi dan Pemasaran Victoria Simanungkalit, Deputi Pengawasan Suparno, Staf Khusus Menteri bidang Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Riza Damanik, Direktur Utama SMESCO Leo Sabrata, dan Direktur Utama LPDB Soepomo.
Sementara delegasi Belanda dipimpin oleh Wakil Menteri Pertanian, Alam dan Kualitas Pangan Kerajaan Belanda Jan-Kees Goet bersama dengan director general Guido Landheer, agriculture counselor Wouter Verhey, dan policy advisor Ana Saleh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...