Langsung ke konten utama

Digitalisasi Layanan Karantina Dapat Percepat Proses Ekspor

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo

Liputan6.com, Jakarta Digitalisasi layanan karantina pertanian terus didorong pengembangannya oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Itu karena digitalisasi layanan karantina yang terus diperkuat merupakan bagian dari akselerasi ekspor pertanian.
"Ini adalah instruksi langsung Bapak Presiden untuk mempercepat layanan ekspor agar nilai ekspor dapat terus meningkat. Kementerian Pertanian  berkomitmen untuk terus mendorong model dan solusi secara berkelanjutan dengan digitalisasi layanan," ungkap Mentan Syahrul dalam arahannya kepada seluruh pimpinan unit kerja lingkup Badan Karantina Pertanian (Barantan) dari seluruh Indonesia, terkait percepatan layanan ekspor pertanian seiring dengan antisipasi kondisi global paska wabah global di Bogor, Selasa (3/3).
Pada pertemuan kali ini, Mentan Syahrul sempat memperagakan permohonan pemeriksaan karantina pertanian secara online pada aplikasi IQFAST. Dari demo ini terlihat ragam komoditas pertanian ekspor sepanjang Januari dan Februari  2020 sebanyak 455 jenis, terdiri dari tumbuhan sebanyak 429 jenis dan hewan sebanyak 26 jenis.
Kementan juga lakukan penerapan e-government dengan instansi terkait di pelabuhan maupun bandara yang diwujudkan, dengan peran serta karantina pertanian dalam implementasi Indonesia National Single Window (INSW). Barantan bergabung dengan INSW sejak 2007. Dari sekitar 52 unit pelaksana teknis (UPT) di Barantan, terdapat 47 UPT yang mengimplementasikan.
Mentan Syahrul secara singkat turut bercerita soal aplikasi peta potensi komoditas pertanian berorientasi ekspor atau IMACE yang digagas Barantan. Menurutnya aplikasi ini tengah digalakkan ke seluruh provinsi. Mentan Syahrul berharap aplikasi ini dapat digunakan sebagai landasan kebijakan pembangunan pertanian berbasis kawasan berorientasi ekspor.
"Pemerintah daerah dapat memanfaatkan peta ini untuk mengembangkan potensi wilayah dan kami pun akan lebih mudah memfasilitasi ekspornya," tegas Mentan Syahrul
Kepala Barantan Ali Jamil yang hadir dan mendampingi Mentan SYL juga menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan layanan prioritas bagi pelaku usaha agribisnis yang dinilai patuh.
"Dengan layanan ini, tindakan karantina yang dilakukan guna memastikan hewan, tumbuhan dan produk turunannya yang akan diekspor atau diimpor ini sehat, aman dan telah memenuhi persyaratan standar internasional ini dapat lebih cepat," sebut Ali.

Layanan Jemput Bola

Guna meningkatkan daya saing produk pertanian di pasar global, Ali menyebutkan pihaknya telah menyiapkan layanan bimbingan teknis pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari bagi pelaku usaha.
Selain bertugas menjaga kelestarian sumber daya alam hayati, pihaknya selaku otoritas karantina bertugas untuk memastikan produk pertanian yang diekspor dan diimpor, sehat juga aman.
Selain itu, layanan online inspection juga disiapkan Barantan guna mendorong daya saing. Pelaku usaha cukup menginformasikan jadwal pengiriman, maka petugas Karantina Pertanian akan melakukan pemeriksaan di gudang pemilik.
"Hal ini dapat memangkas waktu layanan hingga 30 persen, dan tentunya hal ini dapat berdampak terhadap biaya dan kesegaran produk, sehingga dapat memiliki harga jual yang bersaing di negara mitra dagang," jelas Jamil.
Barantan juga terus kembangkan penerapan elektronik sertifikat dalam bentuk e-Cert. Dengan layanan ini dimungkinkan keberterimaan produk ekspor terjamin dengan data sertifikat yang terkirim lebih dahulu sebelum komoditas datang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka