Langsung ke konten utama

Wali Kota Launching Aplikasi Online Tapping Box



Banda Aceh(Waspada Aceh)  – Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, melaunching aplikasi online pelaporan dan penerimaan pembayaan pajak daerah.
Peluncuran aplikasi ini dilakukan wali kota turut didampingi Dirut Bank Aceh Syariah, Haizir Sulaiman, Kapolresta Kombes Pol Trisno Riyanto, Kajari Erwin Desman dan Kepala BPKK Banda Aceh, Iqbal Rokan, Selasa (10/3/2020) di Aula Lantai IV, Gedung Mawardy Nurdin Balai Kota Banda Aceh.
Kata wali kota, dengan diluncurkannya aplikasi ini, Pemerintah Kota Banda Aceh bekerjasama dengan Bank Aceh Syariah akan memasang alat monitoring transaksi usaha (tapping box) di hotel-hotel dan restoran untuk mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Dengan sistem ini, akan memudahkan para wajib pajak dan membantu melakukan pencatatan dan pelaporan pajaknya. Jadi sangat mudah menghitungnya, langsung jelas pembagiannya, yang mana pajak daerah dan yang mana untuk pengusaha (wajib pajak),” kata Aminullah.
Selain untuk mengoptimalkan penerimaan pajak daerah, dampak positif aplikasi ini adalah hadirnya transparansi dalam setiap transaksi para pengusaha (wajib pajak).
Kata Aminullah, aplikasi ini hadir sebagai tindaklanjut program Banda Aceh Smart City. Sejauh ini di Pemko Banda Aceh sudah memiliki 95 aplikasi layanan berbasis online, 83 diantaranya merupakan layanan publik seperti e-Musrenbang, e-Berindah, Mi-Abang, e-Retribusi, e-Setor, SINAN SIKULA dan aplikasi lainnya.
Terkait Tapping Box, kerjasama dengan Bank Aceh Syariah ini dimulai dengan MoU pada tahun 2019 lalu.
“Alhamdulillah setelah MoU dengan Bank Aceh Syariah tahun lalu, hari ini bisa kita realisasikan. Aplikasi online ini juga didukung oleh KPK,” ungkap mantan Dirut Bank Aceh ini.
Dengan Tapping Box dipastikan akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak untuk kemudian akan digunakan untuk membiayai pembangunan kota.
Selain dari sektor pajak, dalam kesempatan ini, wali kota juga menyampaikan sejumlah rencana dan program lain yang akan dilakukan oleh Pemko dalam mendongkrak pendapatan daerah.
Produktifitas aset tidur, optimalisasi Pasar Newton, Pasar Aceh, revitalisasi Krueng Daroy hingga mendorong prestasi Persiraja naik ke Liga 1, menjadi langkah Pemko dalam mengoptimalkan pendapatan daerah.
“Seperti Persiraja, kita kerja keras tanpa APBK bisa berprestasi. Dengan main di Liga 1 puluhan ribu orang datang ke Banda Aceh menonton Persiraja. Seperti saat lawan Bhayangkara FC, banyak yang datang membelanjakan uangnya di sini. Ini mendongkrak perekonomian masyarakat kota,” kata Aminullah.
Dari semua yang telah dilakukan, Banda Aceh saat ini terus memiliki statistik yang bagus. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi kedua nasional dengan angka 85,07. Naik dari tahun lalu di urutan ketiga (84,37).
Tahun ini hanya Jogjakarta yang IPM-nya di atas Banda Aceh. Sedangkan Jakarta Selatan telah berhasil disalip dan saat ini berada di bawah Banda Aceh, yakni di peringkat ketiga.
Wali kota juga menyampaikan angka kemiskinan dan pengangguran yang terus menurun. Dari angka 7,72 %tahun 2015 lalu kini turun menjadi 7,22 % (Data tahun 2019). Sementaran angka pengangguran turun drastis menjadi 6,92 % dibandingkan dengan tahun 2015, yakni 12 %.
Pertumbuhan ekonomi Banda Aceh juga ditandai dengan semakin banyak tumbuhnya UMKM. Data yang disampaikan wali kota, UMKM di Banda Aceh saat ini sudah mencapai 12.012 UMKM, jauh meningkat dari tahun 2017 yang hanya 9.591 UMKM.
Wali kota berharap seluruh pencapaian ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Semua stakeholder diminta terus berkontribusi demi mewujudkan Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah. (Ria)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata...

Stafsus Presiden Andi Taufan Apresiasi Pengembangan UMKM di Banyuwangi

Banyuwangi (beritajatim.com) –  Staf Khusus Presiden Indonesia, Andi Taufan Garuda Putra bertemu dengan sejumlah pelaku UMKM di Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. Andi Taufan berdialog langsung dengan para pelaku usaha untuk menyerap langsung berbagai usulan dan permasalahan yang dialami. “Saya berdiskusi dengan pak presiden setiap dua minggu atau sebulan sekali  tentang bagaimana UMKM bisa naik kelas. Apa yang saya dapat dari dialog ini, menjadi bahan kami untuk menyampaikan gagasan-gagasan inovatif pengembangan UMKM,” ungkap Andi, Kamis (30/1/2020). Dari hasil dialog tersebut, lanjut Andi, tantangan UMKM berkisar pada tiga hal. “Secara holistik untuk meningkatkan UMKM itu, yang pertama masalah produk, bagaimana menambah value dengan desain kemasan dan lain sebagainya. Selanjutnya adalah kompetensi. Terutama dalam kompetensi dalam menajemen keuangan. Dan yang terakhir, adalah akses pasar,” jelasnya. Dari tiga hal tersebut, Andi menilai Banyuwangi jauh le...