Langsung ke konten utama

3 Alasan Employee Experience Jadi Prioritas Demi Transformasi Digital

Ilustrasi: VMWare

Jakarta: “Banyak perusahaan yang saat ini sedang giat-giatnya melaksanakan transformasi digital. Salah satu unsur terpenting dalam transformasi digital adalah sukses terselenggaranya transformasi karyawan yang merupakan salah satu aset penting di perusahaan,” tutur Cin Cin Go, Country Manager Indonesia, VMware.
 
Ia menyampaikan sejumlah pandangannya mengenai hal-hal apa saja yang perlu dijadikan sebagai prioritas utama oleh bisnis maupun para pemimpin IT di perusahaan. Strategi seperti apa yang perlu dibangun agar pelanggan mau beradaptasi dan bermigrasi ke cloud dalam rangka mewujudkan hal-hal yang menjadi prioritas perusahaan, seperti meningkatkan pengalaman bagi karyawan atau biasa disebut dengan istilah employee experience.
 
“Seiring dengan makin massifnya transformasi digital yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia, fokus transformasi digital kini mulai bergeser tentang bagaimana menyuguhkan pengalaman terbaik bagi karyawan,” lanjutnya.Berikut alasan tentang perlunya hal tersebut diterapkan oleh perusahaan:
 
1. Talenta yang Tepat Butuh Teknologi yang Tepat
Perusahaan-perusahaan saat ini tengah berlomba mencari karyawan yang tepat, untuk mendukung mulusnya perjalanan transformasi digital. Karyawan masa kini yang lekat dengan teknologi sangat membutuhkan dukungan peranti yang lebih mumpuni, penuh dengan pengalaman digital agar mendukung dalam berkarya.
 
Di sini, teknologi menjadi kunci yang menjadikan perusahaan punya daya tawar tinggi di tengah sengitnya kompetisi untuk mencari talenta terbaik bagi perusahaan.
 
“Sejauh mana komitmen perusahaan dalam menghadirkan digital experience bagi karyawan acap kali menjadi pertimbangan utama bagi karyawan dalam menjatuhkan pilihan pada perusahaan mana mereka akan berlabuh nantinya,” ujar Cin Cin.
 
“Makanya tak heran jika saat ini, strategi untuk menghadirkan digital experience, mulai dari proses rekruitmen, hingga proses pelepasan karyawan, menjadi perbincangan hangat di ruang-ruang diskusi C-Level di perusahaan.”
 
Kandidat potensial sejatinya tak melulu hanya melihat teknologi apa yang ditawarkan oleh perusahaan untuk mendukung mereka saat bekerja nanti. Mereka ternyata punya pendapat tersendiri tentang kebutuhan akan digital experienceyang nantinya akan mereka butuhkan dalam menunjang kinerja ketika menapakkan kiprah untuk pertama kalinya di perusahaan.
 
Proses rekruitmen karyawan dan mulusnya proses penyinergian karyawan baru dengan peranti yang ada agar mereka bisa segera mulai bekerja menjadi gambaran kondisi budaya perusahaan, apakah mereka fleksibel dan ramah pengguna ataukah sebaliknya.
 
2. Pelanggan Sebagai Prioritas Bisa dengan Kebutuhan Karyawan Sebagai yang Utama
 
Tak sedikit perusahaan yang kini mengambil pendekatan strategis dengan menjadikan pelanggan sebagai prioritas utama mereka dalam pelaksanaan transformasi digital di perusahaan mereka.
 
Di sebagian besar perusahaan, karyawan turut terjun langsung dalam mendukung terciptanya pengalaman terbaik bagi pelanggan. Jadi, bisa dikatakan bahwa menghadirkan transformasi untuk menciptakan pengalaman terbaik bagi karyawan, secara tak langsung akan turut berkontribusi dalam menghadirkan pengalaman terbaik bagi pelanggan.
 
“Sebagai contohnya, bank hendak membuka cabang yang ditampilkan secara futuristik. Bank lalu membekali masing-masing karyawan dengan tablet untuk menunjang kinerja. Dengan menerapkan strategi seperti ini, karyawan bank bisa menjangkau setiap nasabah cukup dari balik meja kerja,” Cin Cin menerangkan.
 
“Penerapan untuk industri lain tentunya akan tak jauh beda. Di rumah sakit misalnya. Rumah sakit yang menerapkan workflow yang ramping memungkinkan dokter untuk punya waktu lebih untuk berinteraksi dengan tiap-tiap pasien."
 
"Peritel yang membekali tim sales mereka dengan perangkat mobile point-of-sale, tentunya akan dapat melayani pelanggan dengan lebih cepat dan atentif, karena layanan dilakukan secara lebih personal untuk masing-masing pelanggan yang datang ke toko.”
 
3. Menumbuhkan Pendapatan, Meningkatkan Pelibatan
Tujuan utama dari diselenggarakannya transformasi digital adalah bagaimana perusahaan dapat memacu pertumbuhan di segala lini melalui penerapan serangkaian model dan proses bisnis mutakhir. Jantung dari transformasi digital terletak pada sumber daya manusianya.
 
“Pelibatan karyawan merupakan salah satu pilar bisnis,” tutur Cin Cin. “Kami melihat adanya korelasipositif antara tingkat kebahagiaan karyawan dalam beraktivitas sehari-hari di tempat kerja dan merasa dilibatkan penuh dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam bekerja, dengan tingkat produktivitas karyawan dan kesuksesan bisnis perusahaan."
 
Tidak sedikit karyawan yang menghabiskan hari-hari kerja mereka di kantor dengan dukungan sejumlah teknologi canggih. Di sinilah dituntut peran perusahaan dalam mendukung karyawan untuk menuntaskan tugas-tugas kantor mereka dengan cepat, mudah dan secara real-time.
 
Misalnya, menghadirkan akses bagi karyawan ke seluruh sumber daya di lingkungan perusahaan, ke aplikasi-aplikasi penunjang kinerja, serta workflow melalui dikembangkannya sebuah digital workspaceyang bisa diakses dari apapun jenis perangkat yang digunakan karyawan dan dari lokasi manapun secara real-time.
 
3 Alasan Employee Experience Jadi Prioritas Demi Transformasi Digital
 
Dalam mendukung sukses terselenggaranya transformasi digital, perusahaan saling berlomba meningkatkan pembangunan infrastruktur dan kapabilitas mengoptimalkan seluruh manfaat atas hadirnya gelombang teknologi mutakhir di masa kini.
 
Contoh teknologi ini cloud, the Internet of Things, 5G networksaugmented reality, hingga kecerdasan buatan yang diharapkan akan dapat memacu tumbuhnya nilai-nilai baru dan meningkatnya ekspektasi karyawan terhadap perusahaan dengan mengoptimalkan mobilitas karyawan dan dibangunnya digital workspace bagi mereka.
 
“Gelombang teknologi mutakhir tersebut diramalkan akan mendorong tumbuhnya beragam peluang baru atas ditingkatkannya kapabilitas bandwidth dan beragam fungsi mobilitas maupun workflow di perusahaan lebih jauh lagi.”
 
sumber: https://www.medcom.id/teknologi/news-teknologi/ObzM9BlN-3-alasan-employee-experience-jadi-prioritas-demi-transformasi-digital

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka