Langsung ke konten utama

Pandemi COVID-19 momentum migrasi layanan pendidikan ke digital



Jakarta (ANTARA) - Pandemi virus corona jenis baru atau COVID-19 dapat menjadi momentum bagi lembaga pendidikan untuk melakukan migrasi dari konvensional ke digital.

"Adanya wabah ini menyadarkan kita pentingnya untuk melakukan migrasi layanan pendidikan. Baik itu pembelajaran maupun pembayaran biaya pendidikan," ujar seorang pendiri perusahaan rintisan PT InfraDigital Nusantara,Ian McKenna, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Dia menambahkan masih banyak lembaga pendidikan yang masih bingung dalam memulai seperti tata kelola digital. Oleh karena itu, pihaknya membantu sekolah dalam melakukan migrasi data menjadi daring, pengelolaan keuangan yang baik, menerapkan pembayaran dan pendaftaran sekolah secara daring.
Baca juga: Kemendikbud lakukan transformasi digital layanan pendidikan

Direktur Operasional IDN, Indah Maryani, mengatakan pihaknya menggratiskan semua bentuk instalasi dan biaya perawatan layanan digital di sekolah.

Hal tersebut berlaku lembaga pendidikan yang baru bergabung sampai pandemi COVID-19 itu selesai di seluruh Indonesia. Instalasi dan pelatihan ke operasional sekolah akan dilakukan secara jarak jauh.

"Kami berharap pengelola lembaga pendidikan tidak harus khawatir dengan masalah keuangan dan penerimaan siswa, pada saat situasi genting seperti ini," kata Indah.
Baca juga: Kemdikbud siapkan ekosistem pendidikan berbasis digital

Dengan adanya layanan itu diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif terhadap operasional dan keuangan sekolah akibat dari wabah virus COVID-19. Orang tua juga tidak perlu lagi ke luar rumah untuk melakukan pembayaran pendidikan dan pendaftaran sekolah sehingga mencegah penyebaran virus tersebut.

Pembayaran sumbangan pendidikan melalui Jaringan IDN bisa dilakukan melalui Bank BRI, BNI/BNI Syariah, Mandiri, BCA, Danamon, aplikasi pembayaran seperti Gojek, Kaspro, Ayopop, Mobilepulsa, hingga ke ritel seperti Indomaret, dan Alfa Group.
sumber: https://sumsel.antaranews.com/nasional/berita/1369870/pandemi-covid-19-momentum-migrasi-layanan-pendidikan-ke-digital?utm_source=antaranews&utm_medium=nasional&utm_campaign=antaranews

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka