REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Penyebaran virus corona baru atau covid-19 yang terjadi di Indonesia, membuat pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengantisipasi meluasnya wabah tersebut. Tak terkecuali di Pontianak dimana Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah mengimbau kepada anak anak sekolah dari tingkat PAUD sampai SMA untuk belajar di rumah selama 14 hari.
Kebijakan juga dikeluarkan oleh birokrat beberapa kampus di Pontianak diantaranya menghentikan sementara aktivitas belajar mengajar di kampus. Selain itu, Work From Home (WFH) pun menjadi populer dan diterapkan oleh sebagian pegawai sebagai solusi untuk menghindari virus covid-19.
Berbagai kebijakan yang diberlakukan untuk mengantisipasi covid-19 seperti WFH ternyata berdampak pada pelaku UMKM, seperti Sawiti pengusaha warung nasi dan pecel yang juga merupakan penerima manfaat dari bantuan modal usaha Rumah Zakat.
Sawiti mengeluhkan omzet yang turun drastis sejak senin 16 Maret 2020 karena sepinya pelanggan. Rata-rata dalam sehari, Sawiti mendapatkan Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta, namun akibat merebaknya isu covid-19,omzetnya tak sampai Rp 1 juta.
Terlebih lokasi warung Sawiti letaknya dikawasan kost kostan mahasiswa, yang saat ini menjadi sepi karena mayoritas mahasiswa pulang kampung akibat kebijakan meliburkan perkuliahan selama dua pekan."Wah, sepi Bang. apalagi besok besok lagi, mahasiswa banyak yang pulang kampung," tuturnya kepada fasilitator Rumah Zakat.
Komentar
Posting Komentar