Bisnis.com, JAKARTA – Huawei menyatakan tren fondasi yang terbangun pada konektivitas, komputasi, platform, dan ekosistem yang baru, bakal terjadi dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.
Prediksi ini, akan memampukan tergelarnya pembangunan dan pemberdayaan berbagai industri, dari pembangunan perkotaan, manufaktur, energi, keuangan, hingga transportasi sebagainya.
Di masa depan, arus informasi melalui teknologi informasi dan komunikasi yang baru seperti 5G, AI atau kecerdasan buatan, dan IoT akan mendukung terbangunnya fondasi kokoh seperti yang diharapkan. Dunia pada tahun 2030 akan bertransformasi menjadi semakin cerdas.
Setidaknya ada lima poin yang dipercayai Huawei akan menjadi penanda dekade baru. Pertama, di tataran pemerintahan yakni pemerintahan berbasis teknologi digital yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat luas. Model ini akan dibangun agar mampu beradaptasi dengan kehidupan khalayak yang lebih baik.
Kedua, di tataran perekonomian, robot-robot cerdas akan makin berperan dan menjadi bagian dari tenaga kerja masa depan. Ketiga, dari sisi sosial, teknologi digital akan membantu terwujudnya kesetaraan kualitas pendidikan, kesehatan, dan layanan publik lainnya.
Keempat, dari perspektif budaya, masyarakat akan terbebas jenis pekerjaan yang berat secara fisik, atau jenis-jenis pekerjaan yang repetitif. Fokus masyarakat dengan sendirinya akan beralih dari hal-hal yang hanya bernilai materi ke hal-hal yang punya mental value.
Kelima, dari segi lingkungan, teknologi digital akan membantu meningkatkan efektivitas pengawasan dan pengendalian emisi karbon sehingga bumi akan semakin terlindungi.
Ma Yue, Vice President of Huawei Enterprise Business Group mengatakan bahwa dekade yang akan datang akan menjadi saksi pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
“Huawei percaya bahwa konektivitas, komputasi, platform, dan ekosistem yang baru akan menjadi fondasi yang kokoh bagi terbangunnya dunia yang cerdas pada tahun 2030 dan komunikasi kuantum akan menjembatani kedua dunia fisik dan digital,” terangnya lewat keterangan resmi yang diterima Bisnis, Minggu, (1/3/2020).
Berdasarkan strategi, arsitektur, kebijakan, dan operasional (SAPO) enterprise, Ma melanjutkan bahwa ekosistem terbaru ini menyediakan keahlian tunggal yang terintegrasi secara mendalam dengan berbagai keahlian dan dapat menawarkan solusi-solusi bisnis yang lebih komprehensif dan berorientasi kepada pelanggan.
Sementara itu, Dr. Aladdin D. Rillo, Deputy Secretary-General for ASEAN Economic Community berkomentar bahwa ekonomi digital ASEAN telah melambung ke angka US$ 100 miliar untuk pertama kalinya pada 2019 dan diharapkan akan tumbuh melampaui US$ 300 miliar di 2025.
“Untuk kian mendorong terselenggaranya transformasi digital di ASEAN, saat ini berbagai inisiatif baru tengah diupayakan, seperti pengembangan ekosistem 5G, kerangka kerja untuk mobile roaming internasional, manufaktur cerdas, dan jaringan inovasi ASEAN,” terangnya.
Chen Kunte, Chief Digital Transformation Officer of Global Financial Services, Huawei Enterprise Business Group, mengatakan ke depan sebuah aplikasi yang sederhana akan menjadi sebuah ekosistem yang mengintegrasikan pelanggan ritel dan korporat dan membawa layanan perbankan ke dalam lingkungan digital.
“Ini berbeda dengan konsep terdahulu di mana transformasi digital di dunia perbankan hanya diterjemahkan sebagai penggantian teknologi pada sistem aplikasi inti,” jelasnya.
Komentar
Posting Komentar