Langsung ke konten utama

Tak Bisa Instan, Digital Marketing untuk Usaha Perlu Proses dan Modal

Ilustrasi Digital Marketing, Pemasaran Digital, Google Analytic

 Sektor bisnis merupakan salah satu sektor yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Akibatnya, tidak sedikit di antara perusahaan atau pelaku usaha yang terpaksa melakukan PHK karyawan, bahkan gulung tikar.

Ini juga termasuk pelaku UMKM yang kebanyakan mengandalkan penjualan produk secara konvensional. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menyebut sebelum pandemi baru sekitar 8 juta pelaku UMKM yang menerapkan digitalisasi.

Kemudian selama tahun 2020 pemerintah menyebut 3,7 juta UMKM telah go digital dan menargetkan secara kolektif akan ada 30 juta UMKM pada 2023 yang menerapkan digitalisasi.

Senada, co-founder agensi digital marketing Digikai Studio (@digikaistudio), Yoshua Markus Mariwu, menyatakan bahwa pemesanan layanan digital marketing atau pemasaran digital meningkat pesat dua bulan setelah pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia. Dia mengklaim kebanyakan pelanggan memesan layanan manajemen media sosial yang ditawarkan oleh perusahaannya.

"Semenjak pandemi, klien kami meningkat sampai 200 persen," kata Yoshua.

Menurut Yoshua, pertumbuhan UMKM yang mengadopsi digitalisasi menjadi salah satu bukti bahwa peralihan kegiatan bisnis dari offline ke online mendapatkan respons positif dari masyarakat, serta selaras dengan upaya pemerintah mendorong dan mendukung UMKM untuk go digital.

Selain dibantu dari sisi permodalan baik oleh pemerintah maupun lembaga keuangan seperti bank, Yoshua mengatakan UMKM pun perlu diberi bekal lain, seperti pelatihan-pelatihan yang mendukung digitalisasi. Sebab, kata dia, tak sedikit di antara pengusaha UMKM yang belum melek pemasaran digital.

"Tantangan bagi kami menangani klien-klien yang baru mau menerapkan digital marketing adalah bagaimana meyakinkan atau membuka pikiran mereka mengenai digital marketing. Lalu mengajak mereka untuk berpikir logis mengenai uang yang keluar dan hasil yang mereka dapatkan," tutur Yoshua.

Informasi melenceng

Dia pun menyesalkan bahwa di lapangan tidak jarang para pelaku UMKM mendapat informasi yang menurut dia melenceng, terutama di aspek proses dan hasil. 

"Ada banyak klien-klien kami yang sudah dijejali dengan data fantastis dan berapa yang bisa mereka dapatkan dengan berjualan online dengan modal minim. Pada akhirnya, mereka akan kecewa karena hasilnya tidak sesuai ekspektasi," kata Yoshua.

Oleh karena itu, dia pun menyarankan pegiat UMKM yang sedang menerapkan digital marketing untuk melakukan perencanaan strategi secara matang.

Data

"Yang paling penting dari digital marketing adalah data. Tanpa itu, kita seperti memancing di kolam besar yang isinya bermacam-macam ikan. Padahal, misalnya, yang kita inginkan hanya ikan lele. Dalam mengumpulkan data, butuh proses dan waktu yang tidak sebentar, tidak bisa instan," ujar Yoshua.

Tak lupa, dia pun menyebut penting untuk memahami bahwa untuk dapat menghasilkan profit besar, para pelaku UMKM pun mau tak mau mengalokasikan anggaran yang sesuai.

"Hal yang tak kalah penting adalah butuh modal untuk menghasilkan uang dan butuh lebih banyak modal untuk menghasilkan lebih banyak uang lagi. Jadi, kalau kita hanya mau mengeluarkan uang ratusan ribu untuk digital marketing tapi mau untung puluhan juta rupiah, itu tidak akan terjadi," kata dia menutup pernyataannya.


Sumber: https://www.liputan6.com/tekno/read/4478482/tak-bisa-instan-digital-marketing-untuk-usaha-perlu-proses-dan-modal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka