Langsung ke konten utama

Ekosistem Grab Buka Kesempatan Ekonomi Baru bagi Jutaan UMKM

 


Grab Indonesia yang merupakan aplikasi serba bisa terkemuka di Asia Tenggara, beberapa waktu yang lalu meresmikan kerja sama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (KemenkopUKM) untuk mendukung perluasan digitalisasi serta peluang ekonomi untuk jutaan UMKM di Indonesia terutama yang terkena dampak pandemi.

Secara eksponensial Grab Indonesia terus berkembang dengan kehadiran layanan pengiriman kuliner GrabFood, serta layanan teknologi finansial dan digital melalui GrabKios. Kini, seluruh layanan ini membangun ekosistem yang saling menguatkan dimana pertumbuhan dalam satu vertikal bisnis juga mendorong pertumbuhan di bisnis lainnya.

Hasilnya, kontribusi pada perekonomian Indonesia dapat tumbuh secara signifikan di tahun 2019, dibandingkan tahun sebelumnya. Studi Tenggara & CSIS Institute pada tahun 2020 mengungkapkan bahwa kontribusi mitra merchant GrabFood terhadap perekonomian Indonesia melonjak. 

Riset Momentum Works, GrabFood memimpin pasar pengantaran makanan di tahun 2021 dibandingkan pesaing lain. Berikut adalah dua kisah wirausahawan mikro yang berhasil mendulang sukses sejak tergabung dalam platform Grab di Indonesia.


Kisah Penjual Martabak, Andalkan Teknologi dan Inovasi untuk Kembangkan Usaha 

Martabak Manis, sebuah cemilan favorit mayoritas keluarga Indonesia. Martabak manis merupakan salah satu kuliner lokal yang berasal dari Bangka Belitung. Kalau dulu, martabak manis hanya ditaburi oleh gula dan wijen sangrai. Kini, kamu bisa menikmati berbagai topping favorit kamu, mulai dari coklat, kacang, dan keju. Lalu rasa unik seperti matcha, blueberry, keju, dan red velvet yang menggugah selera.

Salah satu outlet penjual martabak manis di Kota Medan yang tersohor, Yurich Martabak dan Kebab House memulai kisah manisnya dengan menjual martabak kelas premium yang topping-nya bisa di mix and match sesuai keinginan pembeli. Adalah, Hally Luis (33) pria bujang yang mengaku punya hobi membuat kue, memulai usaha menjual martabak setelah tertantang dengan ide kekasihnya.

“Awalnya diajak pacar saya untuk mencicipi martabak yang kabarnya paling enak di Kota Medan. Setelah saya cicipi, saya katakan kalau saya bisa membuat martabak yang lebih enak,” ujarnya pria berkacamata tersebut.

Setelah menjalankan usahanya selama 2 tahun, Hally merasa bahwa ia ingin menjangkau masyarakat yang lebih banyak agar dapat menikmati martabak buatannya. Hally memilih untuk bergabung dengan GrabFood di tahun 2018 untuk memperluas daya jangkau Martabak Yurich. “Sebelum bergabung dengan GrabFood, pembeli martabak Yurich mayoritas pembeli sekitar outlet saja, sekarang pembeli bisa dari mana saja,” ujar Hally.

Hasilnya sungguh luar biasa, setelah bergabung beberapa bulan dengan GrabFood omset Martabak Yurich meningkat sebesar 40%. Dia mengatakan pembelian Martabak Yurich yang diterima dari GrabFood per hari bisa sampai 190 pesanan. “Pembelian saat ini memang didominasi dari GrabFood, yang datang langsung membeli ke sini ada 100 pesanan saja,” ujarnya.

Tidak hanya omset meningkat yang dirasakan oleh Hally, setelah bergabung dengan GrabFood. Keputusan untuk membuka outlet baru Martabak Yurich juga dipengaruhi setelah bergabung dengan GrabFood. Dia mengatakan penentuan tempat untuk outlet yang baru ditentukan oleh sebaran orderan GrabFood yang dia terima. Ke depan Hally akan bergabung dengan GrabKitchen yang ada di Medan untuk semakin memperluas jangkauan martabaknya. “Saya bisa menganalisa lokasi pesanan GrabFood yang tiap hari saya terima. Jadi saya mengetahui mayoritas orderan datang dari mana dan hal tersebut membantu saya menentukan lokasi outlet saya berikutnya. Semua jadi sangat mudah dan akurat berkat teknologi,” ujarnya.


Cerita Del Manggo, Dari Pinggir Jalan Hingga Sukses Kembangkan Outlet

Inspirasi bisa datang dari mana saja. Tak terkecuali bagi Adnan Imran sang founder minuman kekinian di Makassar "Del Manggo". Terinspirasi dari jus-jus buah Thailand yang unik saat dirinya berlibur di negeri gajah putih tersebut, kini Adnan telah meluncurkan tujuh jenis minuman dan lima dessert kekinian di Del Manggo.

Eksisnya Del Manggo saat ini bukan hal mudah bagi Del. Saat pertama kali ia merintis usahanya, Del hanya berjualan di pinggir jalan. Pelanggan pertamanya pun merupakan teman-temannya.

Semuanya berawal sejak Del berlibur di Thailand. Disana, Del melihat jus mangga dengan metode pembuatan yang cukup sederhana dengan tambahan potongan mangga sebagai topping di atasnya membuatnya menjadi unik kelihatan.

Sudah berjalan 3 tahun sejak Del memulai usahanya. Kini ia telah memiliki 3 outlet, 2 di Jl. Boulevard dan 1 di Jl. Hertasning. Dari seluruh outlet yang ada, Del mampu menjual 1000 cup per harinya. Ini menandakan bagaimana masyarakat begitu menyukai Del Manggo.

Semua berawal sejak Del Manggo terdaftar di GrabFood. "Sebenarnya Grab itu jawaban dari pengusaha ataupun masyarakat biasa. Bagaimana kita bisa membeli makanan lebih simple, praktis, dan bahkan lebih cepat, akhirnya yang merasakan dampak positifnya juga pengusaha. Jadi memang timing-nya juga pas, saat Grab mulai ekspansi, kita juga mulai buka," terangnya.

"Apalagi di tengah kota saat cuaca panas, membuat orang malas keluar kantor, ya tinggal pakai Grab. Jadi penjualan meningkat. Jikalau tanpa Grab, setengah mati berkembang apalagi kita sebagai pelaku UMKM, brand lokal mau bersaing setengah mati, untunglah ada Grab," bebernya.

Del mengaku dirinya akan membuka dua cabang lagi tahun depan. Katanya, untuk lebih menjangkau lagi para pelanggannya. Tentu menjadi kabar baik, ongkos kirim bisa lebih murah jika pesan via GrabFood


Sumber: https://news.okezone.com/read/2021/02/09/1/2359101/ekosistem-grab-buka-kesempatan-ekonomi-baru-bagi-jutaan-umkm-indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka