Langsung ke konten utama

Baru 13% UMKM RI Pakai Teknologi Digital, Bagaimana Solusinya?

  


Implementasi ekonomi digital semakin nyata dengan hadirnya berbagai inovasi teknologi digital yang didukung penuh oleh pemerintah karena dinilai dapat turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Salah satu perusahaan rintisan dengan aplikasinya bernama CrediBook, mampu menarik lebih dari 500,000 pengguna yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dengan fokus kepada para pelaku UMKM agar mereka dapat mengelola keuangan usahanya secara modern dan profesional.

Sukses dengan pertumbuhan bisnis yang semakin ekspansif, CrediBook dinobatkan sebagai juara pertama Pahlawan Digital UMKM 2020 dari Kementerian Koperasi dan UKM, yang kemudian akan menjadi mitra strategis pemerintah untuk digitalisasi UMKM Indonesia.

"Dengan misi menjadikan UMKM Indonesia melek digital, sejak awal tahun 2020 kami merintis aplikasi CrediBook agar dapat menjadi solusi cerdas dalam mendorong perekonomian nasional," ungkap CEO CrediBook Gabriel Frans.

CrediBook dengan berbagai fasilitasnya mampu menghubungkan para pelanggan, pelaku UMKM, pemasok, dan wholesaler, melalui satu aplikasi pencatatan keuangan. Inovasi yang kami hadirkan merupakan kontribusi nyata khususnya dalam membantu usaha kecil yang kini semakin rentan terdampak pandemi.

"Sehingga kemitraan dengan Kementerian Koperasi dan UKM merupakan sebuah pencapaian sekaligus momentum bagi CrediBook dalam memperluas jangkauan serta mengedukasi masyarakat akan solusi digital dari kami," sambung dia.

Lebih lanjut, Gabriel mengatakan bahwa CrediBook baru saja menerima pendanaan pra-seri A dari Wavemaker Partners, Alpha JWC Ventures, dan Insignia Ventures Partners. Pendanaan tersebut tentunya merupakan langkah besar dalam mengembangkan aplikasi CrediBook.

Selain memiliki fungsi utama sebagai pencatatan keuangan usaha, CrediBook turut dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti pengiriman pesan tagihan, pembayaran tagihan atau transaksi keuangan di dalam aplikasi, hingga pengajuan pinjaman modal usaha.

Solusi menyeluruh dalam mengelola berbagai transaksi keuangan tersebut diharapkan dapat mendorong produktivitas UMKM yang memiliki potensi sangat besar. Data Badan Pusat Statistik 20201 menunjukkan bahwa UMKM memiliki kontribusi sebesar 60,3% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Selain itu, UMKM menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total lapangan kerja. Potensi tersebut tentu perlu dikelola dengan baik terutama melihat tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan digitalisasi UMKM. Di mana dari 64,2 juta unit UMKM, hanya 13% nya2 yang memanfaatkan teknologi digital dalam mengelola usahanya.

Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Fiki Satari, mengakui bahwa inovasi digital yang dihadirkan CrediBook dapat berkontribusi terhadap percepatan digitalisasi UMKM secara sistemik.

"Struktur populasi usaha di Indonesia itu nyatanya didominasi usaha mikro, di mana sebagian besar dari pemilik usaha kecil masih bekerja secara konvensional. Kami melihat dengan adanya CrediBook, para pelaku UMKM dari sektor mana pun dapat dengan mudah mengelola keuangannya lewat satu aplikasi; bahkan dapat membentuk sebuah ekosistem usaha berbasis digital," ujar Fiki.

"Tentu ini bersinergi dengan usaha pemerintah dalam menggenjot kembali sektor UMKM yang melemah akibat pandemi. Sudah menjadi salah satu fokus KemenkopUKM untuk dapat membawa sektor UMKM melek digital alias transformasi digital secara menyeluruh," sambung dia.

Fiki yang juga terlibat sebagai juri di ajang Pahlawan Digital UMKM 2020; penghargaan bagi para inovator muda tanah air yang berhasil membawa UMKM go digital, melanjutkan bahwa di tengah situasi sulit seperti sekarang, kolaborasi dengan berbagai pihak sangat penting dalam menghadirkan solusi-solusi cerdas demi kemajuan UMKM nasional yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.


Sumber: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5359469/baru-13-umkm-ri-pakai-teknologi-digital-bagaimana-solusinya

Kata siapa UMKM tidak perlu melek keamanan siber (cybersecurity) ? Kami akan membahasnya bersama pak Didi Nurcahya, ITIL®, GSEC - di 16 Feb 2021, pastikan anda terdaftar di https://s.id/eventcerdas16feb .



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka