Langsung ke konten utama

Inovasi Jadi Kunci Sukses IKM Berdaya Saing













Industri kecil dan menengah (IKM) saat ini cukup berdaya saing dalam keunikan dan kreativitas dari beragam produknya, bahkan mereka mampu mendukung pariwisata dan perekonomian masyarakat setempat. Hal ini didorong karena inovasi yang diciptakan tidak hanya bersifat penemuan produk baru saja, melainkan sebuah inovasi yang bisa dikomersialisasikan.

Demikian disampaikan Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mewakili Menteri Perindustrian pada acara Workshop “Innovating Indonesia’s Cities: The Experience of Innovating Jogja” di Jakarta, Selasa (8/11). Gati memberikan apresiasi kepada pendukungacara, yakni EU-Indonesia Trade Cooperation Facility (TCF) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional(BAPPENAS) dalam pengembangan inovasi IKM.

“Dalam konteks bisnis atau industri, inovasi yang bernilai komersial merupakan kunci sukses sebagai kreasi, pengembangan dan implementasi dari suatu produk atau layanan baru dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, ataupun keunggulan bersaing,” papar Gati.

Kemenperin telah memfasilitasi pengembangan inovasi bagi pelaku IKM melalui Bali Creative Industry Center (BCIC). “BCIC sendiri selama ini mengumpulkan para kreator dan inovator dalam sektor fashion, kerajinan, dan industri teknologi informasi dari seluruh Indonesia,” ujarnya.

Menurut Gati, BCIC memiliki berbagai fasilitas mesin dan peralatan IKM yang dapat digunakan wirausaha muda yang baru memulai bisnis. “Jadi, BCIC memiliki pendekatan yang sama dengan Innovating Jogja, namun durasi pelatihannya lebih panjang dan tidak menyelenggarakan kompetisi. Kami berharap dapat terjalin kolaborasi antara BCIC dengan program Innovating Jogja,” tuturnya.

Di samping itu, lanjut Gati, Kemenperin juga memiliki program E-Smart IKM untuk mendukung perusahaan start-up dan IKM dalam mempromosikan produk-produk mereka. “Para inovator dalam program Innovating Jogja dan pelaku IKM lainnya dapat bergabung dan memanfaatkan E-Smart IKM untuk memperluas pasar,” ungkapnya.

Gati berharap, melalui workshop Innovating Jogja, para inovator dapat memberikan inspirasi dan memperluas pandangan terhadap masa depan inovasi industri yang lebih cerah. “Program Innovating Jogja diharapkan mampu mempercepat berkembangnya para inovator dan wirausaha baru khususnya pelaku IKM di Yogyakarta,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Haris Munandar menyatakan, pihaknya bersama pemangku kepentingan terkait akan mendukung program Innovating Jogja dapat terus berjalan secara berkesinambungan. ”Karena dasar pemikiran Innovating Jogja adalahmembangun ekonomi lokal berbasis inisiatif dari masyarakat dan sektor swasta,” ujarnya.

Haris menjelaskan, Innovating Jogja telah diselenggarakan sejak Juli 2016 dalam bentuk kompetisi inovasi terbuka untuk mencari ide terbaik dalam pengembangan produk IKM. Dari 45 kandidat yang diseleksi pada tahun ini, enam kandidat telah mengikuti proses boot camp dan incubation. Tiga di antaranya membagikan pengalaman mereka ketika mengikuti workshop.

“Tiga inovator yang terpilih diharapkan menjadi wirausaha masa depan yang dapat mengubah arah IKM di Jogja menjadi semakin baik,” tutrnya. Menurut Haris, setelah pelaksanaan program Innovating Jogja, kota-kota lain juga didorong untuk melakukan kegiatan serupa. “Karena kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing komersial dan potensi ekspor IKM sepertisektor batik, kerajinan, produk kulit, dan lain-lain melalui inovasi,” jelasnya.

Sementara itu, Head of Cooperation EU Delegation Franck Viault mengatakan, inovasi penting untuk pertumbuhan ekonomi masa depan karena berdampak jangka panjang. Untuk itu, Uni Eropa berkomitmen menciptakan ekosistem yang menguatkan kegiatan inovasi bagi industri. "Langkah ini perlu mendapatkan dukungan dari pemangku kepentingan, termasuk kalangan universitas, komunitas, dan juga membutuhkan inisiasi dari sektor swasta," ujarnya.

Sedangkan, Key Expert in Innovation EU-Indonesia TCF Satryo Soemantri Brodjonegoro menyatakan, selama ini cukup banyak IKM dalam negeri yang mampu menciptakan produk unggulan. “Salah satunya adalah IKM di Yogyakarta karena kota tersebut menjadi tempat terbaik menumbuhkan semangat inovasi sehingga dipilih menjadi percontohan,” tuturnya.


Sumber: https://kemenperin.go.id/artikel/16493/%20Inovasi-Jadi-Kunci-Sukses-IKM-Berdaya-Saing
Ikuti bagaimana cara TITIPKU membantu UMKM dalam acara StartSMEup Talk - 05 Feb 2021, daftar segera di https://s.id/eventcerdas5feb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka