Langsung ke konten utama

Kreuz Bike Jadi Industri Kecil Menengah Lokal Pertama yang Dapat Sertifikat SNI

Kreuz Bike Jadi Industri Kecil Menengah Lokal Pertama yang Dapat Sertifikat SNI

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyerahkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda atau SPPT SNI pertama untuk sepeda buatan Industri Kecil Menengah (IKM).

SPPT ini diserahkan langsung oleh Menperin terhadap IKM asal Bandung bernama PT Kreuz Bike Indonesia.

"Ini sepeda buatan anak bangsa dan menjadi SNI pertama yang diberikan kepada produsen sepeda berbasis IKM," tutur Agus saat jumpa pers di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Kamis (4/2/2021).

SPPT SNI ini tak hanya penting untuk memastikan produk yang dibuat sesuai standar keselamatan, namun juga untuk melindungi para pekerja yang membuatnya.

Ke depan, Kemenperin akan membuat standarisasi terhadap sepeda yang dijual kepada masyarakat.

Menperin berharap Kreuz dapat memenuhi permintaan terhadap sepeda di Tanah Air.

"Diharapkan ke depan PT Kreuz Bike Indonesia dapat mengisi permintaan terhadap sepeda yang ada di Indonesia. Karena saya kira ke depan permintaan terhadap sepeda di Indonesia semakin lama akan semakin bertambah," ungkap Agus.

Kementerian Perindustrian juga akan terus mendorong Kreuz untuk berkembang dan memperbanyak produksi, sehingga bisa menjadi perusahaan berkategori besar.

"Kami berharap Kreus kedepannya bisa naik kelas menjadi perusahaan berkategori besar. Saya ingin melihat dan mendorong PT Kreuz Bike Indonesia dalam waktu yang tidak lama bertransformasi menjadi perusahaan besar," terang Agus.


Sumber: https://www.tribunnews.com/bisnis/2021/02/04/kreuz-bike-jadi-industri-kecil-menengah-lokal-pertama-yang-dapat-sertifikat-sni

Kata siapa UMKM tidak perlu melek keamanan siber (cybersecurity) ? Kami akan membahasnya bersama pak Didi Nurcahya, ITIL®, GSEC - di 16 Feb 2021, pastikan anda terdaftar di https://s.id/eventcerdas16feb . 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...