Langsung ke konten utama

Pandemi mendorong koperasi berinovasi digital

 Pandemi mendorong koperasi berinovasi digital

Keterbatasan mobilitas akibat merebaknya pandemi Covid-19 memaksa masyarakat untuk menggunakan jalur digital untuk memenuhi kebutuhan. Tak terkecuali, koperasi juga harus beradaptasi dengan dunia digital. 

Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al Ittifaq adalah salah satu yang tergerak mengembangkan toko online untuk memasarkan hasil tani yang dikelola di bawah Pondok Pesantren Al Ittifaq. Irvan Sadikin, Chief Financial Officer (CFO) Kopontren Al Ittifaq menceritakan, awalnya, proses pemasaran digital Kopontren dimulai dari media sosial Instagram. 

Pandemi dan ajakan #dirumahaja mendorong Kopontren Al Ittifaq yang berlokasi di Desa Ciburial, Rancabali, Kabupaten Bandung pada akhir Maret mengembangkan penjualan online. 

“Pertama memanfaatkan medsos, Instagram, calon pembeli harus mengisi Google form dulu,” kata Irvan saat ditemui di Bandung (16/1/2021). Proses pengiriman sampai ke tangan pembeli, menumpang pengiriman penjualan offline. Selama ini, Al Ittifaq memasarkan hasil tani secara ke 18 titik supermarket dan pasar tradisional di Bandung. 

Irvan mengakui, pengisian dengan bentuk form kurang praktis. Pada perkembangannya, Alifmart menyediakan pemesanan via Whatsapp serta membuka lapak di e-commerce Blibli. Untuk memperkuat penjualan daring, Alifmart kini mengembangkan toko Alifmart.online. Irvan berharap, calon pembeli lebih nyaman dengan platform yang baru karena bisa melihat contoh produk dan pemesanan lebih mudah. “Pengiriman juga akan lebih cepat,” kata dia.

Namun, sebelum memasarkan lebih luas lewat digital, Al Ittifaq sudah menerapkan digitalisasi internal, yaitu dengan pengaturan database penanaman hingga panen. Dengan begitu, ketersediaan produk bisa terjaga.  

Pemanfaatan digital juga sudah mulai digeluti koperasi lain. Daniel L. Bakkara, Koordinator dan Manajer Wilayah Jabar 6, Koperasi Simpan Pinjam Makmur Mandiri di kantor Cipacing, Rancaekek mengatakan, mayoritas interaksi dengan anggota mayoritas kini lewat Whatsapp dan media sosial Facebook. Memang, untuk anggota para petani di daerah, kerap hanya bisa dihubungi lewat SMS. 

Daniel menjelaskan, Koperasi Makmur Mandiri secara keseluruhan sudah mulai go digital, bekerja sama dengan penyedia layanan informasi koperasi dan pembayaran digital CUSO. Meski masih dikembangkan, dari aplikasi yang bisa diunduh di aplikasi Playstore ini nantinya anggota koperasi sudah bisa melihat status simpanan, pinjaman, dan fasilitas koperasi lainnya.  

Menguntungkan koperasi

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji mengapresiasi langkah koperasi mengembangkan digitalisasi. Menurut dia, ada beberapa manfaat digitalisasi bagi koperasi. Pertama, untuk mendekatkan koperasi kepada pasar. Apalagi, untuk koperasi sektor riil, penjualan secara online bisa membantu koperasi menangkap pasar yang saat ini terbatas aktivitasnya. 

“Untuk koperasi sektor riil, selama koperasi dikelola dengan inovatif, serta memanfaatkan sarana digital, hasilnya bisa langsung dirasakan oleh koperasi,” kata Kusmana.

Kedua, digitalisasi bisa membuka akses lebih luas bagi koperasi mencari sumber pendanaan. Misalnya, berkonsultasi di layanan daring Kabayan Consulting, yang memungkinkan koperasi dihubungkan dengan perbankan yang sesuai. 

Ketiga, koperasi tetap bisa menggelar eksibisi lewat pameran online. Salah satu temu bisnis dan pameran Program One Pesantren One Product (OPOP) secara online ini sudah digelar Desember 2020 lalu. Pameran ini mempertemukan Kopontren peserta, offtaker, dan mitra usaha.

Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bandung juga menilai, digitalisasi bagi koperasi sudah merupakan satu keharusan untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota maupun untuk memudahkan pengelolaan di internal. Selain itu, memudahkan monitoring oleh Pemerintah Kabupaten Bandung. 

Digitalisasi juga membuka peluang koperasi produksi atau pemasaran (sektor riil) untuk memasarkan produknya secara online. Wajar, digitalisasi koperasi menjadi salah satu prioritas Diskop UMKM Kabupaten Bandung. 

“Digitalisasi koperasi menjadi insutrumen bagi koperasi untuk meningkatkan pelayanan, transparansi, akuntabilitas. Sehingga masyarakat yang menjadi anggota koperasi dapat terlayani dengan optimal dan meningkatkan kepercayaan masyarakat,” ujar Agus Firman Zaini, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kabupaten Bandung (12/1/2021). 

Sementara Deputi Bidang Pengwasan Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi menjelaskan, koperasi digital bisa diartikan secara umum sebagai koperasi yang telah menggunakan media internet dalam pelayanan kepada anggotanya. 

"Koperasi yang telah memiliki website dapat dikelompokkan ke dalam koperasi digital," kata Zabadi (23/1/2021). 

Namun jumlahnya masih minim. Koperasi digital yang tercatat di Indonesia berjumlah 906 unit koperasi dari berbagai jenis usaha, dari total 123.048 koperasi, per tahun 2019. 

Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi koperasi go digital melalui idxcoop.kemenkopukm.go.id. 

Koperasi yang mengakses portal ini akan didampingi oleh penyedia jasa teknologi (technology provider) untuk membantu menjadi koperasi digital. Dengan begitu, koperasi terhubung ke ekosistem digital. 

"Dalam dua bulan terakhir sejak diluncurkan Gerakan Transformasi Digital Koperasi pada November 2020, jumlah koperasi yang mengakses portal IdxCoop cukup signifikan, ada 582 koperasi," kata Zabadi.

Kementerian Koperasi dan UMKM mendorong terbentuknya 100 koperasi baru yang modern dan berbasis digital per tahun dan mencapai 400 unit pada akhir 2024 sesuai dengan amanat RPJMN 2019-2024. Koperasi modern menjadi pilar untuk mendorong UMKM, yang merupakan kunci pemulihan ekonomi nasional. 

Dalam paparan Outlook 2021 akhir Desember lalu Zabadi menyebutkan, koperasi modern ini nantinya adalah yang bagian rantai pasok terintegrasi dari hulu hingga hilir dengan melibatkan kemitraan, baik dengan UMKM, offtaker, dan perbankan.


Sumber: https://keuangan.kontan.co.id/news/pandemi-mendorong-koperasi-berinovasi-digital

Kata siapa UMKM tidak perlu melek keamanan siber (cybersecurity) ? Kami akan membahasnya bersama pak Didi Nurcahya, ITIL®, GSEC - di 16 Feb 2021, pastikan anda terdaftar di https://s.id/eventcerdas16feb . 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...